Presiden Direktur Lippo Karawaci Tbk., Ketut Budi Wijaya. (BP/kmb)
DENPASAR, BALIPOST.com – PT Lippo Karawaci Tbk (“LPKR”) dalam acara paparan publik tahunan yang diselenggarakan di Denpasar, Kamis (7/9), menyebutkan tentang pembangunan Meikarta. Dijelaskan Presiden Direktur Lippo Karawaci Tbk (LPKR), Ketut Budi Wijaya, Meikarta merupakan kota internasional baru yang paling ambisius dan menarik, merupakan proyek investasi terbesar milik Lippo sejak lebih dari enam dekade terakhir.

Ia memaparkan Meikarta terletak di jantung koridor Jakarta-Botabek-Bandung yang berkembang pesat, dimana 60 persen perekonomian nasional Indonesia berada. Ada beberapa kota baru, termasuk Lippo Cikarang, Jababeka, dan MM2100, kawasan industri yang ada di sekeliling kawasan itu.

Ia mengutarakan nilai strategis Meikarta akan meningkat dengan dibangunnya beberapa proyek infrastruktur penting di kawasan ini, antara lain kereta cepat Jakarta-Bekasi-Cikarang-Bandung, Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, Light Rail Transport (LRT) Cawang-Bekasi Timur-Cikarang, Automated People Mover (Monorel) yang menghubungkan tujuh kota baru di sekitar Meikarta serta Jalan Layang Tol Jakarta-Cikampek. “Kawasan ini akan memiliki prasarana dan sarana kelas dunia, seperti pusat perbelanjaan, pusat kesehatan, rumah sakit bertaraf internasional, pusat keuangan internasional, hotel bintang lima, perpustakaan nasional, pusat kesenian dan pertunjukan opera, sekolah nasional dan internasional, universitas nasional, pusat penelitian industri, dan pusat pameran internasional,” paparnya.

Baca juga:  BNI Hentikan Kredit Baru Konsumen Meikarta

Dalam kesempatan itu, ia memaparkan rencana ekspansi rumah sakit dan mal ritel LPKR. Sejauh ini LPKR melalui anak usahanya di bidang pelayanan kesehatan, Siloam, telah mengambil alih empat rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Umum Sentosa (“Sentosa”) di Bekasi senilai Rp 26,5 miliar, Rumah Sakit Grha Ultima Medika (“GUM”) di Mataram senilai Rp 155 miliar, Rumah Sakit Umum Putera Bahagia (“RSUPB”) di Cirebon senilai Rp 130 miliar, dan Rumah Sakit Hosana Medica (“RSHM”) di Bekasi senilai Rp 150 miliar. “Di samping akusisi sejumlah Rp 461 miliar ini, Siloam juga telah membuka empat rumah sakit greenfield, yaitu Siloam Hospitals Bangka Belitung, Siloam Hospitals Bogor, Siloam Hospitals Yogyakarta, dan Siloam Hospitals Bekasi Timur, sehingga jumlah rumah sakit di bawah pengelolaan Siloam menjadi 31,” sebutnya.

Baca juga:  Karangasem Ubah UKM Centre Jadi Mall Pelayanan Publik Mulai 1 April

“Dua tahun terakhir ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sektor properti yang menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang relatif datar serta penurunan profitabilitas, hal ini terutama disebabkan oleh melemahnya permintaan atas perumahan. Namun, tahun ini kami antusias dan optimis atas prospek bisnis properti kami dengan adanya peluncuran proyek baru, Meikarta, yang telah membukukan marketing sales sebesar Rp 2,4 triliun pada semester I tahun 2017,” kata Budi.

Baca juga:  Alumni ITS dan IVENDO Bali Serahkan Bantuan ke Tenaga Medis

Yang lebih penting lagi, lanjutnya, Siloam Hospitals Yogyakarta, yang lama dinanti telah beroperasi dan saat ini kembali masuk dalam pipeline aset yang akan dijual kepada REITS. “Model bisnis capital recycling kami, akan kembali menunjang pendapatan keseluruhan perseroan untuk tahun buku 2017,” tutupnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *