WATES, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo berlari ekstracepat untuk membangun industri pariwisata. Namun, Pemkab di bagian barat Provinsi Yogyakarta itu tak sekadar berlari. Pemkab juga menerapkan strategi agar industri pariwisata berjalan sesuai rencana.
Karena itu, mereka menerapkan formula 3A yang terdiri dari akses, amenitas, dan atraksi. Jurus sakti yang dipopulerkan Menteri Pariwisata Arief Yahya itu diyakini membuat industri pariwisata makin menggeliat.
Untuk akses, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan, pihaknya sudah menetapkan dan mulai membangun jalur Bedah Menoreh. “Jalan menghubungkan kawasan wisata Borobudur dengan bandara baru (New Yogyakarta International Airport). Ini harus tembus, 2019 siap beroperasi,” kata Hasto, pekan lalu.
Dia menambahkan, tahun ini berjalan proses pelebaran beberapa akses dari bandara, terutama jalur Bedah Menoreh itu. Jalur itu melewati desa-desa yang memiliki atraksi wisata. Misalnya, Waduk Sermo, Kali Biru, Kedung Pedut, Gua Kiskendo, Sendratari Sugirwo Subali, Kebun Teh Tritis, Suroloyo, dan Sendang Sono.
Pemkab Kulon Progo juga akan membangun atraksi di destinasi berbasis kebudayaan. “Kami juga akan membangun taman mininya kerajaan-kerajaan Indonesia. Namanya, Taman Kerajaan Nusantara seluas 50 hektare yang terinspirasi dari Kerajaan Gajah Mada yang ingin mempersatukan nusantara,” ungkap Hasto.
Dia menambahkan, amenitas seperti hotel bagi wisatawan juga akan tercukupi. Sebab, pembangunan bandara diyakini akan diikuti oleh investor untuk membangun hotel.
Terkait atraksi, Pemkab Kulon Progo juga terus berbenah. Hasto mengatakan, lebih dari 50 festival akan dikembangkan untuk mengundang animo wisatawan.
“Sementara ini yang besar dan rutin ada di Gua Kiskendo, Sendratari Sugirwo Subali, Sendang Sono. Wates juga ada di Sentra Batik Sugirwo Subali. Kami akan kembangkan sesuai instruksi Pak Menteri (Arief Yahya), 52 festival skala nasional,” tutur Hasto.
Pemkab juga menaruh perhatian serius terhadap kuliner. Hasto mengatakan, Kulon Progo memiliki potensi kuliner laut. Selain itu, ada juga aneka gudeg yang khas.
Hasto menambahkan, pihaknya juga mencanangkan program subsidi wisata bagi pelajar.
Pelajar yang rutin berwisata dan diberi subsidi, baik tiket dan biaya lainnya. “Untuk sadar wisata lokal, harus lebih mengenal dulu wisata lokalnya. Itu untuk berlatih, membiasakan, dan akhirnya peduli dengan wisata lokal,” ujar Hasto.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi Pemkab Kulonprogo yang responsif. Persaingan ke depan itu, yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar mengalahkan yang kecil. “Jadi, perkuat 3A dan harus cepat!” kata Menpar Arief Yahya (kmb/balipost)