JAKARTA, BALIPOST.com – Penerbangan di daerah Nusa Tenggara (Nusra) akan ditambah frekuensinya seiring dengan peningkatan kualitas bandar udara di daerah tersebut. Hal ini untuk semakin mengembangkan perekonomian di daerah Nusa Tenggara Barat dan Timur.

“Konektivitas di dalam wilayah Nusa Tenggara Barat dan Timur yang terdiri banyak pulau, harus ditingkatkan. Baik itu intra daerah maupun dengan daerah luar. Hal ini untuk meningkatkan pergerakan masyarakat dan mengembangkan perekonomian,” ujar Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso.

Menurut Agus, daerah Nusa Tenggara mempunyai banyak keunggulan terutama dalam hal wisata alam. Tempat-tempat wisata Nusa Tenggara bisa menjadi salah satu tujuan wisata setelah Bali yang sudah sangat terkenal di dunia. “Letak Nusa Tenggara itu berdampingan dengan Bali. Jika transportasi udara-nya bagus dan frekuensinya banyak, para wisatawan pasti akan lebih sering berkunjung ke wilayah ini. Dengan demikian perekonomian masyarakat juga akan bisa berkembang,” jelasnya.

Baca juga:  Stok BBM Aman di Tengah Konflik Iran-Israel

Selain wisata, daerah Nusa Tenggara juga mempunyai beberapa daerah pertambangan seperti emas, mangan, bijih besi, batu apung dan sebagainya. Dengan semakin lancarnya transportasi udara, bisa semakin meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di wilayah ini.

Saat ini terdapat 174 penerbangan domestik intra Nusa Tenggara dan dari daerah luar Nusa Tenggara seperti dari Jakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Masakapai yang melayaninya di antaranya Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, NAM Air, Lion, Wings, Batik, Kalstar, Citilink dan Transnusa.

Baca juga:  Mendesak, Pembangunan Bandara Alternatif di Bali

Sedangkan penerbangan Internasional hanya ada satu yaitu Kuala Lumpur (Malaysia) – Lombok (NTB) yang dilakukan oleh maskapai AirAsia Malaysia.

Namun selain maskapai penerbangan, menurut Agus, yang juga harus diperhatikan adalah bandara-bandara di daerah tersebut. “Bandara-bandaranya harus ditingkatkan kualitasnya. Baik itu dari sisi layanan maupun sarana dan prasarananya. Dengan demikian frekuensi penerbangan bisa ditambah,” lanjut Agus.

Saat ini ada beberapa bandara di Nusa Tenggara yang menjadi perhatian Kementerian Perhubungan untuk dikembangkan. Selain dua bandara yang dikelola oleh BUMN, yaitu Bandara Internasional Lombok Praya dan Bandara El Tari Kupang, juga ada beberapa bandara yang dioperasikan oleh UPBU Kementerian Perhubungan.

Baca juga:  88 Penerbangan Garuda Indonesia Dibatalkan

Di antaranya Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu, Bandara Tambolaka, Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Bandara DC Saudale Rote, Bandara AA Berre Tallo Atambua dan Bandara Komodo Labuan Bajo. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *