JAKARTA, BALIPOST.com -Lengkap sudah keanggotaan I Putu Supadma Rudana menjadi anggota parlemen RI setelah resmi lantik sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI pengganti antar waktu (PAW) sisa masa jabatan tahun 2014-2019. Putu Supadma Rudana menggantikan rekan separtainya, I Putu Sudiartana.
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan memimpin jalannya pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan di Ruang Delegasi Pimpinan MPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/9). Sebelumnya, anggota MPR/DPR dari Fraksi Partai Demokrat itu dilantik sebagai anggota DPR RI pada Rapat Paripurna DPR, 24 Agustus 2017.
Selain Supadma, DPR juga melantik politisi dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) G. Budi Satrio Djiwandono yang menggantikan rekan separtainya, Luter Kombong.
Dalam amanatnya, Zulkifli Hasan berharap kedua anggota MPR RI yang baru dilantik tersebut mampu menjalankan tugas sebagai anggota MPR RI dengan sebaik-baiknya dalam menjaga empat pilar kebangsaan. “Kami ucapkan, selamat datang, selamat menjalankan tugas terhormat sebagai anggota MPR RI,” kata Zulkifli dalam sambutannya.
Zulkifli mengatakan tantangan bagi anggota MPR sangat luar biasa untuk mewujudkan nilai-nilai ke-Indonesian yang mulai memudar. Saat ini, terjadi pengelompokan di masyarakat yang mulai mengutamakan kelompok dan golongannya. Jika bukan kelompoknya dianggap musuh, kalau bukan golongannya dianggap sebagai lawannya.
Untuk itu, MPR yang diberi amanah untuk terus mensosialisasikan dan menjaga konstitusi harus mampu menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUd 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Usai dilantik, Putu Supadma Rudana mengatakan sebagai anggota MPR RI yang diberi amanat dan mengemban tugas mewakili dan melayani aspirasi rakyat, selama dua minggu ini sudah menemui berbagai simpul-simpul masyarakat di Bali.
Tupoksi sebagai anggota MPR RI adalah mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan. Selama dua minggu saya turun ke Bali tiap Sabtu-Minggu. “Semua elemen masyarakt di Bali saya sapa, generasi muda, petani, nelayan, atlit, seniman, pelukis. Jadi saya sudah mulai bekerja menyerap aspirasi masyarakat di Bali,” kata Supadma.
Untuk fokus kerja kedewanannya, ia akan menjalin komunikasi dengan generasi muda. Sebab, katanya generasi muda merupakan generasi harapan yang harus benar-benar siap menjawab tantangan yang ada. “Untuk itu, saya sedang membangun moral para generasi muda bahwa jangan malu menjadi petani. Saya menyebutnya gerakan bela budaya,” kata Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat ini.
Gerakannya yaitu mengedukasi generasi muda Bali agar bangga dengan profesinya. Mau menjadi nelayan bangga dengan profesi nelayannya, mau jadi petani bangga juga dengan profesi petaninya. “Bila di tingkat nasional ada gerakan Bela Negara. Di Bali, saya mencoba membangun gerakan yang namakan Supadma Astungkara (atas kehendak yang kuasa). Dengan mengedepankan sikap disiplin, bersih, berintegritas. Yaitu gerakan bela budaya yang bangga menjadi bagian dari masyarakat,” tegas Supadma. (Hardianto/balipost)