PURWOREJO, BALIPOST.com – Berbagai kreativitas untuk tetap mempertahankan eksotika Sungai Bogowonto bakal disajikan dengan cantik oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo. Ber-kolaborasi dengan InBound Tourism Commnunity (IBTC) dan didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar), even bertajuk festival Bogowonto digelar pada 29 September- 1 Oktober 2017.
“Yang ingin melihat keindahan dan budaya yang unik Sungai Bogowonto, silakan Purworejo, Jawa Tengah,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti, yang didampingi Kabid Promosi Wisata Alam Hendry Noviardi.
Wanita berhijab itu mengatakan, Festival Bogowonto merupakan ajang berkreasi bagi generasi muda Purworejo. “Festival ini adalah wujud nyata kepedulian generasi muda Purworejo pada keberadaan Sungai Bogowonto. Budayanya sangat kaya. Sangat potensial sehingga perlu ditampilkan pertunjukan kesenian skala besar,” ujar Esthy yang diamini Hendry.
Hendry menambahkan, untuk event kali ini akan mendukung even besar Visit Purworejo, Romansa Purworejo 2020 dan menyambut Bandara Internasional baru di Kulonprogo DIY (NYIA) yang berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Kegiatan ini sebagai upaya untuk mengorganisir bagaimana mengelola Sungai Bogowonto berbasis masyarakat, dengan memperhatikan perspektif sejarah, seni budaya, kuliner dan keanekaragaman hayati.
“Perlu ada kegiatan atau event besar dalam rangka promosi pariwisata Kabupaten Purworejo guna mendukung Romansa Purworej 2020, jadi harus ada even besar berkesinambungan yang digarap mulai sekarang,” kata Hendry.
Lebih lanjut Hendri mengatakan, Festival tersebut sekaligus sebagai pengembangan pariwisata budaya Purworejo, dengan harapan nantinya mampu meningkatkan pendapatan Asli Daerah (PAD), karena Purworejo selama ini kaya akan potensi seni dan budaya yang berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat setempat.
“Festival ini mampu menumbuhkan kecintaan dan rasa memiliki masyarakat melalui penggalian dan pelestarian bentuk seni budaya, untuk itu semua pihak diharapkan dapat berpartisipasi dan mendukung gerakan menyelamatkan Sungai Bogowonto ini,” ujarnya.
Sementara itu, rangkaian kegiatan festival, menurut Gandi Budi Supriyanto, selaku plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo,sudah dimulai dari bulan Juli yang lalu.
Empat even sebelumnya telah digelar yaitu Tandya Hangreksa Bhumi Bogowonto, yakni pengambilan mata air suci Bogowonto di Sendang Petilasan Gagak Handoko, kemudian Saresehan di Pelataran Prasasti Kayu Arahiwang di Desa Borowetan.
Juga pada 20 Agustus yang lalu ada Sendratari Bogowonto, yakni performance kesenian tari yang tumbuh di sepanjang alur Sungai Bogowonto yang dipusatkan di Petilasan Nyai Bagelen. Dan even bertema Senjanada, yaitu pertunjukan musik etnik dan edueksplore dipusatkan di Demang Gedi (Desa Mangrove Gedangan Purwodadi) pada 23 September 2017 yang lalu.
Sedangkan 29 September hingga 1 Oktober 2017 nanti sebagai rangkaian akhir Festival Bogowonto ini, tujuh rangkaian acara disiapkan, meliputi, Festival dan Lomba Gethek (Rakit Bambu) Tradisional. Festival Kuliner Tradisional Purworejo (Bagelenan), Lomba Foto Pesona Kabupaten.
Juga ada wisata religi, acara ziarah ke Makam Nyai Ageng Bagelen (Ulama Imam Puro atau Sunan Geneng) dan rumah kelahiran WR Soepratman, setelah itu akan digelar Sarasehan Budaya Bagelenan dan Penyelenggaraan Pasar Wisata berupa Business Meeting B to B antar pelaku pariwisata dan B to C berupa pameran dan penjualan produk unggulan pariwisata kabupaten Purworejo.
“Puncak-nya, acara Gethek Emas Bogowonto, yaitu parade Gethek dari seluruh kecamatan di Purworejo, tampil pula beraneka pertunjukan seni dan pameran jajanan/kuliner khas Purworejo, yang akan dipusatkan di Desa Wisata Jogoboyo, pada 1 Oktober 2017,” jelasnya.
Selain menikmati acara festivalnya, tentu tak elok kalau ke Purworejo tak menikmati pesona wisata dan alamnya. Memang tidak terlalu banyak orang yang mengenal Purworejo, tapi sebenarnya Purworejo memiliki banyak tempat wisata yang tak kalah seru seperti pantai Jatimalang dengan pantainya yang coklat dan ombaknya yang besar, atau melihat Puncak geger Menjangan, bisa melihat keindahan kota Purworejo dari ketinggian bukit. Bagi yang suka air terjun yang memiliki ketinggian 50 meter, bisa nikmati Curug Silangit dan Curug Muncar.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji semangat Purworejo dalam membangun pariwisatanya. “Apresiasi buat pemerintah Kabupaten Purworejo. Ingat, beberapa tahun lagi Bandara Kulon Progo siap beroperasi, juga akses darat dan kereta api dari Bandar Udara Kulon Progo ke Candi Borobudur, ini lokasinya sangat dekat dengan Purworejo. Purworejo harus siap dengan atraksinya agar memancing minat wisatawan ke Purworejo. Jangan hanya nanti jadi penonton di negeri sendiri. Ayo Purworejo, bangun destinasi pariwisata. Bisa!!,” pungkas Arief Yahya. (kmb/balipost)