delegasi
Para delegasi ICNT saat melepas burung ebrsama Wabup Gianyar Made Mahayastra, di Kebun Raya Gianyar. (BP/ist)
GIANYAR, BALIPOST.com – Pelaksanaan konferensi internasional organisasi kota pusaka dunia atau International Conference of National Trusts (ICNT), selain diisi workshop tentang perubahan iklim di Hotel Wana Ubud, 200 delegasi dari 31 negara juga mengunjungi Kebun Raya Gianyar yang terletak di Banjar Pilan, Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Gianyar, Kamis (14/9).

Kedatangan para peserta ICNT di Kebun Raya Gianyar (KRG) disambut Wakil Bupati Gianyar Made Mahayastra. Kehadiran organisasi dunia yang peduli pada kelestarian warisan budaya termasuk kelestarian lingkungan di KRG merupakan wujud dukungan mereka kepada Gianyar untuk menjaga kelestarian habitat hutan termasuk segala jenis makhluk hidup di dalamnya. Untuk itu, pada kesempatan tersebut mereka melepaskan berbagai jenis burung endemik KRG diantaranya Becica, Kacamata, Gelatik, Kutilang, Pencit, Cerucuk, dan yang lainnya. Saat melepasliarkan burung, para delegasi berkumpul sesuai dengan asal benua mereka, Asia, Australia, Amerika, Afrika, dan Eropa.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan menanam enam pohon manggis di areal taman tematik KRG. Wabup yang akrab sapaan Agus Mahayastra menanam pohon manggis bersama dengan Ketua Dewan Pembina Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) Hashim Djojohadikusumo.

Baca juga:  Dua Minggu, Ratusan WNA Lakukan Pelanggaran Lalin

Sementara itu, lima pohon manggis lainnya ditanam oleh perwakilan lima benua. “Saya sangat berharap pohon ini dapat tumbuh,” ujar Sharon Waterworth dari Zimbabwe. “ini adalah pohon manggis pertama yang saya tanam,” tambahnya.

Pohon manggis merupakan maskot Kabupaten Gianyar. Manggis dikenal sebagai the queen of fruit, ratunya buah, yang dapat hidup hingga ratusan tahun. “Saya pikir pohon ini akan dapat tumbuh dengan baik selama mereka menyiraminya,” timpal Bill Zuill dari Bermuda.

Sementara itu, Wabup Agus Mahayastra mengatakan apa yang dilakukan para delegasi dunia di KRG dengan melepaskan burung dan menanam pohon diharapkan dapat tetap menjaga habitat KRG. “Saya berharap ini menjadi motivasi bagi masyarakat setempat untuk menjaga habitat binatang yang ada di hutan ini,” ujar Wabup Agus Mahayastra.

Baca juga:  Minggu Depan "Soft Opening," Infrastruktur Menuju Kebun Raya Gianyar Belum Rampung

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pertemuan regional masing-masing benua. Mereka berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi di negara masing-masing terkait pelestarian pusaka. Pertemuan regional tersebut juga membahas Deklarasi Gianyar yang akan dideklarasikan saat penutupan kegiatan ICNT yang berlangsung besok (hari ini-red)

Sementara Presiden International National Trusts Organisation (INTO), Dame Fiona Reynold,  mengapresiasi Bupati Gianyar, AA Gde Agung Bharata yang peka memanfaatkan potensi alam yang ada di Kerta Payangan. Dimana Hutan Desa yang kesannya terlantar dan kurang tertata, dimanfaatkan oleh Agung Bharata sebagai kebun raya. Menurutnya, Agung Bharata berupaya melakukan pelestarian alam yang bermanfaat bagi masyarakat.

Diharapkannya, keberadaan kebun raya ini akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Bupati Agung Bharata sudah berpikir kedepan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,” ujarnya saat menjadi pembicara pada Workshop Climate Change di Ubud, Kamis (14/9).

Sedangkan Kepala DLH, Wayan Kujus Pawitra, mengatakan, pembangunan KRG tidak boleh berhenti sampai soft opening. Ia mengaku siap untuk mewujudkan keberadaan kebun raya yang digagas Bupati Gianyar ini.

Baca juga:  Ubud akan Dikunjungi Delegasi IMF-WB, Infrastrukturnya Masih Banyak Rusak

Wayan Kujus Pawitra menjelaskan, tujuan pembangunan KRG bagi masyarakat Desa Pakraman Pilan dan juga masyarakat Gianyar untuk pelestarian atau konservasi fungsi ekosistem, penjaga iklim mikro, dan pengendali tata air dan penyediaan air bagi kehidupan kita saat ini dan dimasa yang akan datang, disamping manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

“Pembangunan KRG tidak dapat diukur hanya semata-mata dari untung atau rugi dari sisi ekonomi saja, bahkan konstribusi kerama Desa Pakraman Pilan sangat besar dalam mewujudkan KRG,” jelasnya.

Menurutnya, Kebun Raya Gianyar dibangun atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Gianyar, Desa Pakraman Pilan, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, secara struktural dikelola oleh UPT Kebun Raya Gianyar yang berada dibawah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar. “Pengelolaan secara operasional rencananya dikerjasamakan dengan Desa Pakraman Pilan,” pungkasnya. (kmb/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *