Subak Sembung menjadi salah satu destinasi ekowisata di Denpasar. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Keberadaan lahan pertanian yang semakin menyempit di Kota Denpasar, kini diupayakan untuk bisa bertahan. Berbagai terobosan dicoba untuk diterapkan dalam menjaga dan mempertahankan lahan pertanian oleh Dinas Pertanian setempat.

Setelah merancang subak lestari, kini akan dilakukan terobosan lainnya, yakni memberikan insentif kepada petani. Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambara Putra mengungkapkan pemberian insentif ini sudah diterapkan sejak 2017 ini. “Saat ini kami sudah merealisasikan pemberian insentif untuk petani,” ujar Ambara Putra.

Baca juga:  Warga Inggris Pembunuh Polantas Divonis Enam Tahun

Menurut Ambara, petani yang diberikan insentif ini yakni mereka yang menjual gabahnya ke usaha penyosohan beras di Denpasar. Kalau petani itu menjual hasil panennya kepada tengkulak, tidak akan diberikan intensif. “Langkah ini dilakukan untuk tetap menjaga dan mempertahankan pertanian di Denpasar,” katanya.

Langkah untuk mempertahankan pertanian di Denpasar, kata dia, sudah dilakukan dengan merancang subak lestari di beberapa lokasi, di antaranya subak Sembung, Peguyangan (Denut), subak Umadesa, subak Anggabaya, subak Umalayu (Dentim), serta subak Intaran (Densel). Untuk lahan subak lestari ini, Dinas Pertanian telah memutuskan untuk bebas pajak. Selain itu, pihaknya sudah memberikan bantuan bibit serta alat pertanian lainnya.

Baca juga:  Petani di Suter Mulai Kembangkan Wortel

Dikatakan, dalam mewujudkan subak lestari ini, beberapa SKPD ikut terlibat. Di antaranya Dinas Pariwisata, Dinas PU, Dinas Kebudayaan, serta instansi terkait lainnya. “Pada intinya, semua pihak yang terkait harus bersama-sama untuk mewujudkan subak lestari tersebut. Dan anggota subak harus mendapat manfaatnya. Kalau mereka belum merasakan manfaatnya, akan mubazir,” katanya.

Anggota Komisi IV DPRD Denpasar A.A.Ngurah Gede Widiada menyarankan agar pemerintah mampu membeli produk-produk petani tersebut dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan di pasaran. Karena selama ini, ketika musim panen tiba, harga produk pertanian pasti akan turun. “Ini yang mengakibatkan kesejahteraan petani masih jauh dari harapan,” kata politisi NasDem ini. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Warga Kembangkan Kampung Sayur
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *