BANGLI, BALIPOST.com – Petani padi di Subak Mundung, Tembek/Desa Abuan Susut terancam gagal panen. Penyebabnya, belasan hektar tanaman padi mengalami kekeringan. Jika kondisi ini terus berlanjut diyakini puluhan hektar padi terancam gagal panen.
Semua petak sawah padi yang baru di tanam dua bulan terlihat mengering. Tanah yang ada di semua petak berubah memutih dan pecah-pecah akibat tidak mendapatkan pasokan air. Kondisi paling parah dialami wilayah subak paling hilir. Tanaman padi yang umurnya dua bulan di sejumlah petak mulai terlihat layu dan meranggas.
Menurut salah seorang petani I Ketut Diarsa, sejatinya para petani sudah diberikan pengarahan oleh Kelian Subak akan ada proyek irigasi untuk dua subak yakni Subak Mundung Tempek Abuan dan Subak Sala. Hanya saja, petani tidak menuruti dengan berspekulasi adanya hujan yang turun September ini. “Saya ikut-ikutan menanam padi. Karena kalau saya tidak menanam padi dan petani lainnya menanam padi takut dibilang malas oleh yang lain. Jadi apa boleh buat ini sudah resiko. Kerugian mencapai jutaan rupiah,” ujar Diarsa sambil melihat tanaman padinya yang kering.
Sementara itu Kelian Subak Mundung Tempek/Desa Abuan Susut I Wayan Sugatra saat dikonfirmasi terpisah membenarkan lahan tanaman padi di wilayah Desa Abuan mengalami kekeringan akibat debit air mengalami penurunan karena musim kemarau dan proyek perbaikan saluran irigasi dari pemerintah.
Menurut Sugatra, sejatinya pihaknya sudah sempat menyampaikan kepada warganya untuk tidak menanam padi. Namun petani tetap juga menanam padi. “Saya sudah sosialisasikan kepada petani. Tapi petani berdalih untung-untungan. Karena jika proyek jalan diperkirakan musim hujan akan tiba karena sudah memasuki bulan September. Tapi nyatanya sampai sekarang belum ada hujan turun, “jelasnya.
Tanaman padi yang mengalami kekeringan luasnya sekitar 14 hektare. Dia meyakini, jika kondisi ini terus berlanjut, tanaman padi yang ada di wilayah Subak Mundung terancam gagal panen. (Eka Parananda/balipost)