SINGARAJA, BALIPOST.com – Puluhan wisatawan mancanegara (Wisman) mengisi liburan di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan Minggu (17/9). Wisatawan ini adalah pelaut asing dari sejumlah negara di dunia yang mampir di Buleleng dengan kapal yacht.
Lebih dari 68 kapal yacht milik pelaut dunia itu parkir Pantai Lovina. Bersamaan dengan kedatangan kapal yacht itu, Pemkab Buleleng menggulirkan Festival Lovina (Feslov) 2017 sejak Kamis (14/9) hingga Senin (18/9).
Dalam kunjungannya, wisatawan ini dihibur dengan penampilan seni tabuh tradisional Desa Sudaji, yoga, menikmasti atraksi Sampi Gerumbungan, hingga tracking untuk menikmati suasana perdesaan dan beberapa aktivitas pertanian di Desa Sudaji. Tidak ketinggalan wisatawan disuguhi sejumlah menu tradisional yang dibuat anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ganda Meru, Desa Sudaji.
Staf Ahli Bidang Kemaritiman Kementrian Pariwisata (Kemenpar) RI, Raymond Timotius Lesmana mengatakan, kunjungan puluhan pelaut dunia ini pertama kali memilih Desa Sudaji. Alasan mengapa memilih Sudaji karena para pelaut ini tertarik menikmati suasana peedesaan yang begitu asri, aktivitas pertanian dan suguhan kesenian dan budaya lokal yang masih lestari hingga sekarang.
Selain itu, kerjasama pemerintah Desa Sudaji dan komponen lain, juga menjadi salah satu alasan pemilihan Sudaji. Selanjutnya, pemerintah pusat bersama pihak yang berwenang lainnya akan melakukan hal yang sama untuk mengunjungi desa-desa lain di Indonesia. “Event ini membawa misi negara dalam pembangunan pariwisata. Setelah tamu-tamu ini tiba Bali dan sekarang berlibur di Lovina, kerjasama kami dengan pemerintah desa atau kelompok di sini (Sudaji, red). Dari aktivitas sehari-hari ini, sasarannya adalah promosi dan pengembangan pariwisata, motivasi hingga dampak perekonomian bagi warga di Sudaji, hingga aspek education bagi pelajar di Desa Sudaji,” katanya.
Menanggapi kunjungan pelaut dunia tersebut, Bendesa Adat Pakraman Sudaji Jro Nyoman Sunuada didampingi penggiat pariwisata desa, San San mengatakan, Desa Wisata Sudaji mulai ramai dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman) setelah tokoh desa dan penggiat pariwisata mengenalkan potensi wisata sejak 2006 yang lalu. Upaya yang mulai membuahkan hasil itu kemudian ditindaklanjuti dengan pengesahan Desa Wisata Sudaji hingga pembentukan Pokdarwis Ganda Merus Sudaji.
Menurut Sunuada, desa wisata dikembangkan karena didukung oleh potensi alam yang masih asri dan pertanian organik. Kehidupan masyarakatnya ramah saat didatangi tamu asing. Pengembangan pariwisata desa ini diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa itu sendiri. “Dari awal sampai Desa Wisata Sudaji disahkan, desa pakraman mendukung. Karena dengan pengembangan pariwisata dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat kami. Walau komersialisasi melalui pengembangan desa wisata, kami tetap berpegang kepada drsta desa kalapatra, sehingga pengembangannya tidak kebablasan,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)