BERAU, BALIPOST.com – Wisatawan yang ingin pelesiran ke Pulau Maratua di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) bakal makin dimanjakan dengan kemudahan akses. Sebab, Garuda Indonesia akan membuka rute Balikpapan-Maratua mulai 30 September mendatang.
Maskapai pelat merah tersebut akan menggunakan pesawat jenis ART 72-600. Nantinya, penerbangan tersebut dilakukan setiap Sabtu. Garuda Indonesia melayani rute Maratua dengan penerbangan carter oleh salah satu resort di pulau cantik itu.
“Kami melaporkan telah ditandatangani MoU (memorandum of understanding) resort di Maratua dengan Garuda Indonesia. Insyaallah kami akan terbang perdana 30 September,” kata Service Manager Garuda Indonesia Berau Nyoman Teguh usai bertemu Bupati Berau Muharram, pekan lalu.
Dia menambahkan, wewenang penuh dalam penerbangan itu ada di pihak pencarter. Meski begitu, peluang untuk membuka layanan bagi penumpang umum tetap terbuka. Sebab, pihak pencarter sudah memblok 40 seat. Nah, sisa kuota kursi akan dikoordinasikan dengan pihak pencarter. “Jadi, ada kemungkinan penambahan untuk penumpang umum,” tambah Nyoman.
Sementara itu, Bupati Berau Muharram menyambut baik masuknya Garuda ke Maratua. Dia meyakini masuknya Garuda akan mendongkrak industri pariwisata di kabupaten berjuluk Bumi Batiwakkal itu.
Namun, Muharram berharap penerbangan bisa dilakukan dari Bandara Kalimarau di Tanjung Redeb ke Maratua. Dengan begitu, wisatawan dari luar daerah bisa lebih dulu singgah ke Tanjung Redeb sebelum lanjut ke Maratua.
Di sisi lain, wisatawan yang dari Tanjung Redeb maupun masyarakat umum juga bisa menikmati penerbangan ke Maratua. “Kami menyambut baik masuknya Garuda ke Maratua. Saya harapkan rutenya ditambah ke Tanjung Redeb dulu baru ke Maratua,” kata Muharram.
Masuknya Garuda membuat akses menuju Maratua via jalur udara makin banyak. Sebelumnya, Susi Air juga sudah melayani penerbangan subsidi dari Tarakan-Maratua-Tanjung Redeb setiap Rabu.
Lagi-lagi Menpar Arief Yahya menyampaikan bahwa rumus dalam pengembangan destinasi pariwisata adalah 3A. Atraksi, Akses, Amenitas, yang ketiganya wajib ada, secara bersama-sama. “Derawan itu cantik atraksinya. Tapi akses menuju ke sana dan amenitas, hotel, resort, homestay, penginapannya masih sangat terbatas. Ini harus dihitung dulu kapasitas optimalnya, agar industri bisa membuat keputusan yang tepat,” ungkap Arief Yahya.
Dibutuhkan keputusan cerdas untuk memajukan destinasi dari semua pihak. Karena itu Menpar Arief sering menggalang Pentahelix, ABCGM. “Academician, Business, Community, Government dan Media,” ungkapnya. (kmb/balipost)