Petugas melakukan penyemprotan di kandang ayam untuk mengantisipasi infeksi flu burung. (BP/ist)
TABANAN, BALIPOST.com – Adanya kasus suspect flu burung di Klungkung membuat dinas terkait di Pemkab Tabanan dalam hal ini Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan BRSU Tabanan merapatkan barisan untuk mengantisipasi munculnya kasus serupa. Terlebih, daerah Penebel, Tabanan, merupakan salah satu daerah penghasil ayam yang cukup besar.

Kepala Bidang Penanganan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan (P2MPL) Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Ketut Nariana, Minggu (17/9) mengatakan pihak Dinkes telah melakukan komunikasi dengan BRSU serta Dinas Pertanian dalam hal peningkatan kewaspadaan akan kasus flu burung. Dari Dinkes sendiri sudah melakukan koordinasi dengan Puskesmas. Pada Senin (18/9) akan diberikan surat edaran untuk kewaspadaan flu burung di setiap puskesmas.

Baca juga:  Flu Burung Meningkat, Inggris Umumkan Pembatasan

Lanjut Nariana, kasus supect flu burung di Tabanan tidak terjadi dalam rentang waktu cukup lama. Meski demikian masing-masing Puskesmas tetap melakukan pemeriksaan sesuai protap untuk kasus infeksi baik itu DBD, flu burung maupun penyakit infeksi lainnya yang berpotensi terjadi KLB. “Kita ingatkan lagi. Agar segera laporkan jika ada unggas mati mendadak. Dan menerapkan budaya cuci tangan setelah memegang hal yang ada kaitannya dengan unggas,” ujar Nariyana.

Baca juga:  PPKM Darurat, Pengusaha "Fastboat" Diingatkan Taati Aturan 70 Persen Penumpang

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana mengatakan untuk Dinas Pertanian yang saat ini menaungi bidang peternakan sudah bersurat ke setiap UPTD kecamatan untuk waspada dan segera melapor jika ada gejala. Pihak Dinas Pertanian juga sudah menyusun rencana langkah pencegahan.

Untuk Tabanan sendiri, kata Budana yang berpotensi besar adanya kasus flu burung adalah wilayah Penebel. Mengingat daerah ini termasuk daerah peternakan unggas yang paling besar di Tabanan.

Namun, lanjutnya, peternak sudah menerapkan standar operasional dalam pemeliharaan unggas untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit pada unggas terutama flu burung.

Baca juga:  Diduga Depresi, Jro Mangku Nekat Terjun ke Laut

Dalam kesiapan menerima pasien jika ada kasus supect, Tabanan memiliki kamar isolasi di BRSU Tabanan. Direktur BRSU Tabanan, dr. Nyoman Susila memaparkan saat ini ruang isolasi untuk perawatan pasien flu burung sedang direnovasi. “Tetapi akan siap dalam waktu 3 hingga 5 hari,” ujarnya.

Karena sudah cukup lama tidak ada kasus flu burung, ruang isolasi tersebut selama ini digunakan untuk merawat pasien infeksi lain. Namun ditegaskan Susila ruang isolasi akan siap jika ada kasus positif flu burung nantinya dan membutuhkan perawatan di BRSU. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *