BMKG memberikan sosialisasi Prakiraan awal musim hujan, Selasa (19/9). (BP/win)
MANGUPURA, BALIPOST.com – Prakiraan awal musim hujan 2017/2018 pada 15 Zona Musim (ZOM) di Bali berkisar pada November hingga Desember 2017 mendatang. Hal ini berdasarkan hasil analisis serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar.

Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Drs. M. Taufik Gunawan, Dipl.,SEIS., saat sosialisasi Prakiraan awal musim hujan, mengatakan dari 15 ZOM di Bali, sebanyak 12 ZOM akan mengalami awal musim hujan antara November dasarian I-III. Daerahnya meliputi Jembrana bagian timur, utara, tengah dan selatan, Tabanan, Badung, Bangli, Buleleng bagian timur dan selatan, Karangasem, Gianyar, dan Kodya Denpasar.

Baca juga:  Tutup 2022, Tambahan Kasus COVID-19 Bali Masih 1 Digit

Sementara, 3 ZOM lainnya akan mengalami awal musim hujan antara Desember dasarian I-III yang meliputi daerah Jembrana Bagian Barat, Buleleng bagian barat, dab Nusa Penida. “Sosialisasi prakiraan musim kami lakukan 2 kali dalam setahun, yaitu menjelang musim panas dan musim hujan seperti saat ini. Sosialisasi ini sangat penting dilakukan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh stakeholder terkait, terutama bagi para petani dan suluruh masyarakat di Bali,” ujar Taufik, Selasa (19/9).

Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana-Bali, Rakhmat Prasetia, M.Si., lebih jauh menjelaskan, perbandingan prakiraan awal musim hujan 2017/2018 terhadap rata-rata periode 1981-2010, yaitu sebanyak 3 ZOM sama (20% dari 15 ZOM) dan 12 ZOM mundur atau lebih lambat dari rata-ratanya (80% dari 15 ZOM). Sementara, prakiraan sifat hujan musim hujan 2017/2018 pada 15 ZOM di Bali diprakirakan umumnya Normal (N) hingga di Atas Normal (AN) dan Bawah Normal (BN) dengan rincian 13 ZOM Normal (86.7% dari 15 ZOM), 1 ZOM Atas Normal (6.7% dari 15 ZOM), dan 1 ZOM Bawah Normal (6.7% dari 15 ZOM). “Bulan Oktober sudah mulai ada (hujan, red), tetapi tidak sesering pada bulan November dan Desember 2017 nanti,” imbuh Rakhmat.

Baca juga:  Puluhan Hektar Tanaman Petani Diserang Hama Gayas

Mundurnya awal musim hujan pada tahun ini, dikatakan tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Agung yang saat ini sudah Siaga. Apalagi, analisis yang dilakukan BMKG tidak ada hubungannya dengan panasnya Gunung Agung yang dianalisis oleh pihak Vulkanologi.

Sebab, BMKG menganalisis tentang atmosfer dan iklim/cuaca. “BMKG fokus hujan (iklim, red) dan Gunung Agung diteliti oleh pihak Vulkanologi. Dan kemunduran awal musim hujan tahun ini tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Agung,” jelasnya. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Harga Beras Tinggi Demi Kesejahteraan Petani
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *