DENPASAR, BALIPOST.com – Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Badan Penelitian Pengembangan Pertanian (BPPP) memanfaatkan sekam padi menjadi pupuk. Karena dalam sekam padi terdapat silika dengan unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman. Badan ini kemudian berhasil membuat produk dengan nama Biosilika. Produk yang kemudian didaftarkan dan diberi nama BioSINTA. Teknologi ini akan diterapkan oleh petani di Denpasar.
Kepala Balai Besar Penelitian Pengembangan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Prof (Riset) Dr.Ir.Risfaheri,M.Si., usai bertemu dengan Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara,Selasa (19/9) mengungkapkan sekam padi di Indonesia sangat besar, dari produksi padi sebesar 79 juta ton gabah kering giling pada tahun 2016 diperkirakan terdapat limbah sekam padi sekitar 15 juta ton (kandungan sekam padi kurang lebih 20%GKG). Bahkan kandungan silika dalam sekam padi sekitar 20% yang berarti terdapat potensi silica sekitar 3 juta ton (4%GKG). Namun selama ini sekam padi belum banyak dimanfaatkan, walaupun ada namun baru sebagian kecil.
Menurutnya, pemberian silika pada tanaman bermanfaat untuk memperkuat batang dan daun sehingga meningkatkan ketahanan terhadap hama penyakit dan kerebahan. Memperkuat akar tanaman dan meningkatkan ketahanan terhadap keracunan besi. ‘’Untuk peningkatan nilai ekonomi dari limbah sekam padi kami dari Balai Besar Penelitian Pengembangan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian memanfaatkansekam padi menjadi biosilika atau pupuk biosilika,’’ ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan,pengelolahan sekam padi menjadi biosilika sangatlah mudah yakni dengan membakar sekam padi dan pengambilan abunya lalu ekstrak silikanya dan digunakan menjadi biosilaka. Untuk uji coba di Bali pihaknya memilih Kota Denpasar namun sebelumnya juga sudah di uji coba di Lampung. Dengan teknologi ini ia berharap petani bisa melihat hasil menggunakan pupuk biosilaka.Dengan melihat secara langsung otomatis petani mau menggunakan teknologi ini. Selain menggunakan pupuk, petani juga bisa memproduksi dan memanfaatkan menjadi peluang bisnis.
Sementara Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara didampingi Kadis Pertanian I Gede Ambara Putra mengaku teknologi yang diberikan Balai Besar Penelitian Pengembangan Pertanian akan dikembangkan dan diolah serta menularkan dengan petani yang lainnya, sehingga hasil pertanian menjadi subur. ‘’Pemerintah Kota akan mencoba mengetoktularkan kepada seluruh petani dengan koordinasi komunikasi melalui Kadis Pertanian Kota Denpasar sehingga apa yang dituangkan tentang teknologi tani ini bisa dikembangkan sebaik mungkin,’’ ungkapnya.
Lebih lanjut RaiIswara mengatakan, Kota Denpasar memang luas wilayahnya relatif kecil, dengan luas pertanian 2.500 hektar. Namun dilihat hasil dari petani perhetarnya menghasilkan 10 ton gabah per hektar. ‘’Perbandingan seluruh Bali kita tertinggi, dengan adanya teknologi baru ini semoga hasilnya lebih maksimal,’’ harap Rai Iswara. (asmara/balipost)