JAKARTA, BALIPOST.com – Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi belum ada pergerakan berarti terhadap aktivitas Gunung Agung. Meski, statusnya telah dinaikkan menjadi level III atau siaga.
Sejauh ini, lanjutnya, BMKG terus memonitor melalui citra satelit terkait kemungkinan akan adanya letusan debu vulkanik Gunung Agung. “Sejauh ini, debu vulkanik tidak ada sebaran yang cukup signifikan. Selain itu, tidak ada pengaruhnya terhadap aktivitas penerbangan di Bali,” kata Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko saat dihubungi di Jakarta, Selasa (19/9).
Hary mengatakan soal kemungkinan ada peningkatan intensif kegiatan seismik Gunung Agung yang mengarah pada adanya letusan gunung berapi, kewenangannya berada pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut Hary, masyarakat di sekitar Gunung Agung yang ingin mengetahui perkembangan kepastian dari aktivitas Gunung Agung dapat mengakses data melalui aplikasi ‘magma’. “Bagi masyarakat bisa memantau juga melalui aplikasi yang disediakan Kementerian ESDM melalui aplikasi magma,” saran Hary.
Berdasarkan aplikasi magma tersebut, diinformasikan aktivitas Gunung Agung berada pada level III (siaga). Aplikasi tersebut merekomendasikan kepada masyarakat di sekitar Gunung Agung maupun bagi para pendaki, pengunjung dan wisatawan agar tidak mendekat di area kawah Gunung Agung dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
Atau pada elevasi di atas 950 meter dari permukaan laut dan ditambah perluasan sektoral ke arah utara, Tenggara dan Selatan Barat Daya sejauh 7,5 kilometer. “Atau masyarakat bisa mendatangi posko yang disiapkan PVMBG ESDM. Bisa juga bertanya kepada petugas BNPB yang telah ditunjuk untuk menjelaskan kepada masyarakat,” kata Hary. (Hardianto/balipost)