AMLAPURA, BALIPOST.com – Ribuan Krama Bali Mengikuti prosesi Ngaturang Bhakti “Panglempana” yang dipusatkan di Pura Pengubengan, Besakih, Rabu (20/9). Ritual yang bertujuan untuk meminta peneduh agar Gunung Agung tidak meletus itu, dipuput Jro Mangku Cik.
Dalam upacara itu turut dihadiri Wakil Gubernur (Wagub) Bali I Ketut Sudikerta, Ketua PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Wabup Karangasem I Wayan Artha Dipa, dan PHDI Bali.
Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha usai upcara Panglempana, mengungkapkan, upacara “Panglempana” dilaksanakan di sembilan titik pura yang ada di Besakih yakni Pura Bangun Sakti, Pura Dalem Puri, Pura Penataran Agung, Goa Raja, Pura Basukian, Pura Riwa Tengen, Pangubengan, Pura Giri Kusuma, dan Pura Batumadeg.
“Upacara ini dipusatkan di Pura Pengubengan. Nanti tirta di masing-masing pura nantinya akan dicampur dijadikan satu. Dan selanjutnya tirta akan diberikan ke seluruh masyarakat untuk di taruh di sanggah (tempat suci keluarga, red),” ungkap Widiartha.
Widiartha menambahkan, pelaksanaan upacara itu sudah dilakukan sejak pagi hari. Menurut Widiartha tujuan dari dilaksakanannya upacara “Panglempana” untuk ngastitiang jagat Bali dan Gunung Agung agar tidak lagi meletus.
Pihaknya berharap seluruh umat Hindu dimanapun berada agar senantiasa selalu ngerastitiang bhakti melalui upakara ngaturang banten pejatian di rumah masing-masing. “Kami meminta kepada seluruh masyarakat di Bali agar ikut memohon kepada Ida Hyang Widhi Wase agar Gunung Agung tidak meletus. Dan diharapkan dengan ritual ini, Gunung Agung yang sampai saat ini masih berdiri kokoh denagn keagungannya ini tidak meletus lagi,” harap Jro Mangku Widiartha.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta mengatakan upacara Panglempana yang dipusatkan di Pura Pangubengan ini sebagai upaya untuk memohon keteduhan, ketenangan agar alam semesta kepada kepada Ida Hyang Widhi Wasa Gunung Agung agar jagat Bali dapat terhindar dari marabahaya bencana, terutama meletusnya Gunung Agung.
Orang nomor dua di Bali itu juga meminta, kepada masyarakat dan media sosial (medsos) tidak berlebihan. Sebab, dengan isu-isu yang tidak benar beredar yang dapat membuat suasana dan mengakibatkan masyarakat yang berada di seputaran Gunung Agung yang tidak kondusif.
Selain itu, Sudikerta juga mengutarakan pihaknya menghimbau kepada masyarakat yang ada di dekat Gunung Agung agar tetap waspada dan melakukan antisipasi kemungkin terjadinya hal terburuk. “Kita harap warga bisa mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan jika Gunung Agung benar meletus. Semoga saja tidak terjadi seperti itu,” ucap Sudikerta (Eka Parananda/balipost)