AMLAPURA, BALIPOST.com – Hasil pantauan di beberapa wilayah di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, Kamis (21/9) pagi, warga memilih tetap bertahan di desa. Seperti di wilayah Banjar Dinas Untalan Desa Jungutan, warga di sana masih bingung dengan informasi yang simpang siur.
Babinsa dan Bhabinkamtibmas katanya memang sudah melakukan sosialisasi terhadap rencana pengungsian warga sejak Kamis (21/9). Tetapi warga memilih tetap bertahan. “Barang-barang sudah kami siapkan semua. Kalau memang sekarang harus mengungsi, kami sudah siap. Sampai sekarang warga kami disini belum ada yang mengungsi. Soalnya belum ada informasi resmi lebih lanjut,” kata salah satu warga setempat Komang Suta.
Dia mengaku mayoritas masyarakat di sana masih bingung kapan saatnya harus mengungsi dan mengungsinya kemana. Warga kebingungan, karena tidak ada informasi yang resmi dari pemerintah daerah.
Ada yang menyebut mengungsi ke Desa Sibetan dan Lapangan Rendang. “Seharusnya ada petugas BPBD di setiap wilayah KRB III untuk memberikan update informasi. Makanya sekarang kami memilih tetap bertahan. Lagi pula kalau Gunung Agung mau meletus, pengalaman kami saat peristiwa letusan 1963 dulu, hewan – hewan di dalam hutan pasti akan turun semua,” kata warga lainnya Komang Putu Yasa.
Sejak situasi genting seperti ini, mayoritas warga setempat sekitar 150 KK memilih segera menjual hewan ternaknya. Ternak-ternak yang dirawat sejak kecil hingga besar, dijual hingga separuh harga, dari harga normal Rp 14 juta sampai Rp 15 juta terjun bebas hingga Rp 6 juta sampai Rp 7 juta.
Bahkan, warga di banjar dinas lainnya seperti di Banjar Dinas Galih, sapi terpaksa dijual hingga seharga Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Para saudagar sapi sudah berkeliaran di daerah-daerah KRB III di sekitar wilayah itu, seperti di Banjar Dinas Untalan, Galih maupun Yeh Kori untuk membeli sapi-sapi warga dengan harga murah. Ini tentu sangat merugikan warga sekitar.
Warga mengaku mestinya dalam situasi begini pemerintah daerah, khususnya Dinas Pertanian Karangasem yang membidangi peternakan, bisa hadir agar situasi ini tidak dimanfaatkan saudagar sapi untuk membeli ternak warga dengan harga murah.
Warga setempat di Banjar Galih seperti Ketut Simpen mengatakan sudah menjual empat sapinya seharga Rp 3 juta. Dia sendiri mengaku sudah siap-siap untuk mengungsi. Tetapi, mau mengungsi kemana, dia mengaku masih bingung. Tapi, informasi yang dia terima dari warga lainnya tempat pengungsian untuk warga setempat diungsikan ke Sibetan atau ke Lapangan Rendang.
Sementara itu, arus pengungsian mulai terjadi sejak malam kemarin hingga Kamis (21/9). Warga di beberapa wilayah khususnya di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, seperti warga di Desa Sebudi dan warga Desa Besakih sudah ada yang mengungsi ke Lapangan Rendang.
Warga di Desa Ban, Kecamatan Kubu juga sudah mengungsi ke Buleleng pagi tadi. Tetapi warga di wilayah KRB III lainnya, seperti di Banjar Dinas Galih dan Untalan Desa Jungutan, memilih tetap bertahan di desa, sambil menunggu informasi lebih lanjut.
Sesuai hasil rapat Tim Gabungan Penanganan Aktivitas Gunung Agung, semua warga di KRB III harus sudah mengungsi ke beberapa titik pengungsian yang sudah ditentukan. (Bagiarta/balipost)