SINGARAJA, BALIPOST.com – Warga dari Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem mulai dievakuasi ke lokasi penampungan di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kecamatan Tejakula. Selain orang dewasa, pengungsi yang wilayahnya masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) juga terdiri dari anak-anak hingga balita. Bahkan, warga yang mengungsi ini juga ada dalam kondisi hamil.
Evekuasi pengungsi ini dilakukan oleh tim gabungan operasi Tanggap Darurat Gunung Agung. Setelah dikumpulkan oleh aparat setempat, pengungsi diangkut dengan kendaraan yang sudah disiapkan petugas.
Tiba, di lokasi, warga kemudian menempati tenda yang dibangun tim gabungan operasi Tanggap Darurat Gunung Agung sejak Rabu (20/9). Di dalam tenda, warga menyiapkan karpet untuk alas dari hamparan tanah seluas sekitar tiga hektare.
Di atas alas tersebut, beberapa juga dilengkapi dengan tempat tidur lapangan. Ini diutamakan untuk anak-anak dan balita.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng I Made Subur mengatakan, sejak Kamis (21/9) siang mobilisasi pengungsi mulai terjadi. Atas kondisi ini, pihaknya berupaya memberikan pelayanan di tempat yang sudah disiapkan dan tetap berkordinasi dengan instansi terkait.
Dari pendataan sementara, pengungsi dari Desa Ban, Kecamatan Kubu ditampung di tenda pengungsian di Desa Les, Kecamatan Tejakula. Tenda di desa ini memanfaatkan lahan milik warga dengan luas sekitar tiga hektar.
Terkait jumlah, Subur memperkirakan pengungsi yang sudah tertampung di tenda Desa Les sebanyak 130 orang. “Mobilisasi pengungsi mulai terjadi dan kami siap menerima. Ini masih data sementara dan kami masih menunggu dan menyiapkan tempat yang ada,” katanya.
Selain dari Desa Ban, pengungsi dari Desa Dukuh, Kecamatan Kubu ditampung di wilayah Desa Tembok, Kecamatan Tejakula. Dari data sementara, pengungsi dari desa ini diperkirakan sebanyak 130 orang. Diperkirakan pengungsi dari enam dusun di Desa Dukuh dapat ditampung di Desa Tembok.
Pengungsi ini tidak menempati tenda, tetapi disebar ke rumah-rumah penduduk, gedung serbaguna, balai dusun dan aula di Kantor Perbekel Desa Tembok. Pola penampungan pengungsi ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kekeluargaan. “Sesuai kesepakatan bersama perbekel, khusus yang pengungsi dari Desa Dukuh sesuai sekama ditampung di ruah penduduk dan ini pola kekeluargaan dan tetap kita layani terkait makanan, kesehatan, kebutuhan air minum, dan MCK,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)