DENPASAR, BALIPOST.com – Pariwisata Bali sejauh ini masih berjalan normal kendati ada peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Agung, Karangasem. Sepanjang penerbangan tidak terganggu, wisatawan dipastikan masih terus berdatangan ke Pulau Dewata. Disisi lain, pelaku pariwisata juga tidak menutupi informasi apapun terkait Gunung Agung yang kini sudah masuk level III atau siaga kepada para wisatawan.
“Tidak ada hal yang kita tutupi sebenarnya, kita harus fair ke tamu. Jadi semuanya adalah untuk langkah antisipasi,” ujar Ketua Bali Hotels Association (BHA), Ricky Putra di Denpasar, Rabu (20/9) lalu.
Ricky mengaku selalu memantau informasi resmi dari pemerintah terkait perkembangan Gunung Agung. Dalam hal ini, pihaknya tidak mau terjebak dengan berbagai informasi yang muncul di sosial media. Sebab, segala informasi yang diteruskan kepada wisatawan sangat menyangkut dengan keselamatan. Alih-alih, informasi yang salah juga bisa menjadi bumerang bagi pariwisata Bali.
“Jangan salah, dalam perkembangan pariwisata, kita harus bisa menjaga diri kita, pulau kita, dan negara kita karena banyak sekali negara tetangga, mungkin mereka berusaha memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Ataupun memanfaatkan situasi-situasi yang tidak menguntungkan dari negara kita,” terangnya.
Sejauh ini, lanjut Ricky, peningkatan status Gunung Agung memang belum berpengaruh pada tingkat hunian hotel. Rata-rata okupansi bahkan mengalami peningkatan sekitar 5 hingga 6 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu.
Yakni sebesar 74 persen, dari sebelumnya 68 sampai 69 persen pada periode yang sama dengan mayoritas wisatawan berasal dari Cina. Namun, pihaknya tetap memiliki emergency plan seandainya kemungkinan terburuk terjadi pada gunung tertinggi di Bali itu. “Ada skenario-skenario, kita jangan hanya mengejar keuntungan. Jadi di satu sisi, kita juga harus berani mengambil tindakan yang riil kalau situasi tidak memungkinkan ya.. kita bilang tidak bisa (datang ke Bali, red). Tapi, mudah-mudahan itu tidak terjadi,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, hal yang paling dikhawatirkan dalam peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung adalah penerbangan yang terganggu. Sebab, selama penerbangan tidak terganggu maka pariwisata bisa berjalan dengan normal seperti biasa. Gunung Agung bahkan bisa menjadi atraksi menarik bagi wisatawan. “Tapi sekali lagi akan terganggu manakala wisatawan yang seharusnya tinggal di hotel kita nggak bisa datang ke Bali gara-gara airport nggak bisa dipakai, ini menjadi kendala ya,” ujar pria yang akrab disapa Cok Ace ini.
Diwawancara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, A.A. Gede Yuniartha Putra mengatakan, sektor pariwisata sementara ini masih belum terpengaruh status siaga Gunung Agung. Namun, pihaknya berharap bencana ini tidak berlanjut menjadi besar dengan memohon doa agar keadaan bisa kembali normal. “Kalau dia terus-terusan dan menjadi besar tentu akan mempengaruhi pariwisata Bali,” imbuhnya.
Mengenai isu munculnya travel warning untuk datang ke Bali, Yuniartha menilai sah-sah saja. Kendati sebetulnya, Gunung Agung masih terlihat normal walaupun sudah naik ke status siaga. Artinya, belum ada letusan yang terjadi di Gunung Agung seperti informasi yang beredar di sosial media. “Kalau dia memberikan travel warning itu kan boleh saja kepada warga negaranya untuk berhati-hati. Kita juga tidak melarang,” jelasnya. (rindra/balipost)