GIANYAR, BALIPOST.com – Menjelang karya agung di dua pura yakni Pura Dalem Alas Arum, Batuan serta Pura Puseh Bale Agung, Tampaksiring, panitia karya masing-masing pura dilantik/mejaya-jaya di hari yang sama yang bertepatan dengan rahina tilem, Rabu (20/9). Yang menarik, pada prosesi mejaya-jaya di dua pura tersebut, turut dilantik Wakil Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra yang didapuk krama desa setempat sebagai pangrajeg karya.
Wabup ‘Agus’ Mahayastra terlebih dahulu mengikuti prosesi mejaya-jaya di Pura Dalem Alas Arum, Batuan Sukawati. Di pura yang disungsung 11 banjar tersebut, akan digelar karya Mamungkah Mupuk Pedagingan Ngenteg Linggih Pedudusan Agung Tawur Balik Sumpah Agung, Pedanaan Lan Ngusaba Dalem akhir tahun ini.
Prosesi mejaya-jaya dipuput Ida Pedanda Putra Keniten Grya Pacung Batuan Sukawati. Sebelum mejaya-jaya, acara diawali dengan upacara byakala di jaba tengah dilanjutkan muspa di jeroan utamaning mandala.
Wabup ‘Agus’ Mahayastra dengan khusyuk mengikuti prosesi ritual itu. Dalam sembrama wecananya, saat medharma tula digelar di balai pesanekan bersama panitia karya dan tokoh-tokoh masyarakat, Wabup ‘Agus’ Mahayastra mengajak seluruh komponen masyarakat untuk eling dan bhakti ngaturang ayah nyanggra karya, mengedepankan semangat mesemeton serta selalu bersatu dalam menyukseskan karya agung dan suci.
”Desa Batuan adalah desa mandiri yang memiliki adat istiadat budaya yang kuat, masyarakatnya majemuk banyak memiliki profesi yang berbeda, banyak orang pintar ada di Batuan, untuk itu mari bersatu menyukseskan karya ini,” terang Wabup Mahayastra.
Selain itu pria asal Payangan ini juga mengapresiasi tinggi pembagian pengelolaan pekerjaan yang ditugaskan oleh prawartaka karya, dalam penggarapan simpel dengan mengedepankan sinergitas yang baik antara pengayah sehingga biaya dapat ditekan dengan tidak mengurangi makna dari meyadnya.
Menurut Prewartaka Karya I Wayan Martha yang juga mantan Bendesa Pakraman Batuan mengatakan persiapan karya telah disiapkan sejak enam bulan dengan didukung oleh empat tempek, rencananya mengambil lelambatan kebo tiga, bebangkit 140, catur 90. Untuk menyukseskan kegiatan karya, masing-masing krama mengeluarkan peturunan 1,5 juta Rupiah, namun atas kebijakan peran serta LPD Desa Batuan, hanya menyetor satu juta rupiah, lima ratus ribu sudah disubsidi oleh LPD Desa Batuan. Sementara karya agung akan diperkirakan menelan biaya kurang lebih 2,2 miliar rupiah.
Seusai mengikuti prosesi di Pura Dalem Alas Arum, Batuan, Wabup ‘Agus’ Mahayastra menuju Pura Puseh Baleagung, Tampaksiring untuk mengikuti prosesi serupa. Di pura yang disungsung 1.000 KK tersebut akan digelar Karya Tawur Ngusaba Desa, Padudusan Agung lan Mapeselang yang berlangsung pada tanggal 2-9 Oktober mendatang. Persiapannya sendiri telah dilakukan sejak dua bulan yang lalu. Prosesi mejaya-jaya dipuput Ida Pedanda Grya Tegalsuci, Desa Pakraman Tampaksiring.
Diperkirakan biaya melangsungkan karya tersebut mencapai 1 milyar. Masing-masing KK dikenai urunan sekitar Rp.150 ribu hingga Rp.250 ribu tergantung jumlah KK di masing-masing banjar. Semakin banyak jumlah anggota suatu banjar maka semakin kecil urunan maisng-masing KK di banjar bersangkutan.
Panyarikan Desa Pakraman Tampaksiring, I Nyoman Gede Angga Warsa mengatakan, karya ini dilakukan sesuai dengan awig-awig desa setempat. “Ritatkala nemoning purnamaning kapat patut ngelarang pangusaban (saat hari purnama kapat seharusnya melaksanakan karya ngusaba),” demikian Angga Warsa membeberkan awig-awig yang menjelaskan tentang pelaksaan karya yang akan digelar tersebut. Hari purnama kapat akan terjadi pada 5 Oktober mendatang.
Wabup’Agus’ Mahayastra menyambut niat baik krama di Desa Pakraman Batuan dan Desa Pakraman Tampaksiring yang mendapuk dirinya sebagai pangrajeg karya. “Sebuah kehormatan bagi saya atas kepercayaan yang diberikan krama Batuan maupun Tampaksiring, saya akan mengawal karya di kedua pura ini berjalan sukses,” tandas Wabup Agus Mahayastra. (adv/balipost)