BANGLI, BALIPOST.com – Komisi I DPRD Bangli, Jumat (22/9) menggelar sidak ke dua puskesmas sekaligus yakni Puskesmas Bangli Utara di Desa Pengotan dan Puskesmas Susut I di Desa Kayuambua, Susut. Dalam sidak yang dipimpin Ketua Komisi I Made Bawa, dewan menemukan adanya alat dan mesin pengolahan obat herbal bantuan pemerintah pusat yang mubazir.
Sejak diberikan pemerintah pusat 2012, bantuan alat pengolahan obat herbal itu tidak pernah dioperasikan. Anggota Komisi I Satria Yuda saat ditemui usai sidak mengatakan, adanya sejumlah alat pengolahan obat herbal bantuan pemerintah pusat yang mubazir ditemukan pihaknya saat menggelar sidak di Puskesmas Bangli Utara.
Dia menyebutkan mesin pengolah obat herbal yang mubazir tersebut terdiri dari beberapa item yakni berupa mesin giling, mesin pengering, oven, tempat sangria dan timbangan. Alat tersebut ditemukan masih terbungkus rapi dengan plastic di sebuah ruangan di puskesmas setempat.
Satria Yuda mengatakan, sebagaimana penjelasan yang didapatnya dari seorang dokter yang saat itu bertugas, pihaknya mengetahui bahwa alat pengolah obat herbal itu merupakan bantuan pusat tahun 2012. Sejak diberikan alat itu tidak pernah dioperasikan. “Penjelasan dokternya, alat itu hanya titipan Dinas Kesehatan,” ungkapnya.
Terkait adanya alat pengolah obat herbal yang mubazir, pihaknya pun sangat menyayangkan. Menurut Satria Yuda alat bantuan pemerintah pusat itu seharusnya bisa dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan sebagaimana mestinya. “Untuk itu kami mendorong Dinas Kesehatan untuk lebih berinovasi mengoptimalkan keberadaan alat tersebut,” terangnya.
Sementara itu dari hasil sidaknya ke Puskesmas Susut I, pihaknya mengakui pelayanan di puskesmas tersebut sudah berjalan dengan baik. Banyak warga yang sudah berobat ke puskesmas Susut I, terlebih setelah gedung puskesmas dibangun baru.
Satria Yuda mengatakan pihaknya ke depan mendorong puskesmas-puskesmas yang sudah layak dan memiliki peralatan serta tenaga medis lengkap untuk menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). (Dayu Swasrina/balipost)