Gusti Ngurah Sutama tengah mendampingi ibunya periksa kesehatan. Gara-gara mengungsi, acara pernikahan ponakannya terancam batal. (BP/sos)
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Gara-gara mengungsi ke Kabupaten Klungkung, sejalan dengan naiknya level Gunung Agung, Karangasem dari siaga ke awas, tak hanya mengharuskan warga meninggalkan harta benda. Cerita lain juga muncul. Warga juga ada yang batal melangsungkan upacara pernikahan dan matatah.

Warga Desa Sebudi, Komang Duwarni, Sabtu (23/9), menuturkan langkah mengungsi banyak memunculkan cerita dari masyarakat. Tak hanya jual ternak besar-besaran dengan harga murah sampai meninggalkan barang berharga di rumahnya. Namun juga ada yang batal melaksanakan upacara matatah. “Dua anak saya maunya matatah. Sudah bayar Rp 1 juta. Jadi batal,” tuturnya.

Baca juga:  Gunung Agung Level III, Pengungsi Mulai Kembali ke Rumah

Kerabatnya di Dusun Sogra juga terpaksa membatalkan resepsi pernikahan yang rencananya digelar 25 September. Padahal ratusan undangan sudah disebar. “Saya juga dapat undangan,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan warga Muncan, Kecamatan Selat, Gusti Ngurah Sutama. Upacara matatah dan pernikahan ponakannya yang hendak berlangsung Oktober mendatang terancam batal. “Banten sudah mulai buat dari tiga hari lalu. Sekarang mengungsi. Jadinya tidak bisa buat apa lagi,” tandasnya. (sosiawan/balipost)

Baca juga:  Kedatangan Pengungsi Berlanjut, Dua Tenda Dibangun di GOR Swecapura
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *