TORAJA, BALIPOST.com – Toraja Mountainbike 2017 bukan cuma memacu adrenalin peserta beradu nyali menuruni jalan perbukitan Toraja, lebih dari itu para pesepeda mendapat bonus pemandangan alam sepanjang 21 KM selama kurang lebih 2 jam bersepeda.
Sport Tourism menurut Menpar Arief Yahya adalah cara pintar daerah untuk membangun infrastruktur dan sekaligus mempromosikan daerahnya. Sebab, media value atau indirect impact nya jauh lebih besar, di hampir semua sport event berkaliber dunia.
“Tentu juga ada direct impact nya buat masyarakat dan pelaku usaha pariwisata di daerah. Memperkenalkan Toraja melalui cycling itu lebih dahsyat promosinya,” ungkap Arief Yahya.
Gumpalan awan putih dan kabut pegunungan menyambut para peserta saat start di Tongkonan Lampe, Sabtu, (23/9). Sebanyak 384 peserta mulai dari dewasa sampai anak-anak ambil bagian dalam event bertajuk ‘Jelajah Negeri di Atas Awan’ ini.
Sebelum start, panitia mementaskan tarian tradisional khas Toraja, Tarian Ma’Gellu lengkap dengan iringan instrumen musik suling dan gendang Toraja. Selama 10 menit panitia menyuguhkan pentas seni pada peserta.
Hendry Noviardi selaku Kepala Bidang Promosi Wisata Alam Kementrian Pariwisata didampingi Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Toraja Utara, Harli Patriatno melepas peserta pukul 8 pagi WITA waktu setempat.
Menuruni perbukitan sepanjang 21 KM dari start sampai finis di Lapangan Bakti, para peserta mendapat panorama alam perbukitan Toraja. Mereka melewati perkampungan adat dengan rumah-rumah tradisional Toraja, Tongkonan.
Kemudian para peserta diajak melintasi bukit dengan jalur tebing berkelok-kelok di sisi sungai. Trek ini menuntut fisik para peserta. Bahkan, banyak dari mereka menyerah karena trek terlalu berat. Para peserta mengakhiri perjalanan sekitar pukul 11 siang.
Harli menjelaskan, Disbudpar Toraja Utara sedang gencar mempromosikan wisata alam di samping terus menggiatkan wisata budaya di Toraja. Dia menyadari betul segmentasi wisata budaya sangat sempit atau terbatas.
Melihat fakta itu, Hari menilai, Disbudpar perlu menggenjot atraksi wisata lain untuk mendukung destiansi wisata alam. Harli berharap, melalui event Toraja Mountainbike 2017 bisa menjadi “batu loncatan” Dispudpar Toraja Utara untuk mempromosikan wisata alam.
“Kami berharap, melalui ajang sepeda gunung ini menjadi pintu masuk diversifikasi destinasi wisata alam di Toraja. Apalagi dengan kontur pegununan, olahraga-olaharaga bersifat petualangan seperti paralayang, off-road dan motor trail cocok di Toraja,” ujar Harli di lokasi start.
Rampung bersepada, panitia menggelar pertunjukan musik di Lapangan Bakti. Panitia membagi-bagikan doorprize kepada peserta berupa alat-alat elektronik sampai motor. Peserta Toraja Mountaibike 2017 bukan hanya berasal dari Toraja, tetapi juga dari luar daerah seperti Makassar, Gowa, sampai Pangkep.
Selain dari Sulawesi. Peserta bukan hanya dari Sulawesi tetapi juga berasal dari Kalimantan dan Papua. Terbukti, event Toraja Mountainbike 2017 telah menjadi daya tarik bagi penggila sepeda.
Senada dengan Harli, Hendry, merasa Toraja Mountaibike wajib menjadi agenda tetap. Terlebih, Toraja Utara sudah dua kali menghelat dua agenda serupa pada 2011 dan 2013 lalu. Atraksi -atraksi wisata itu bukan sebatas sepeda gunung, tetapi bisa berkembang menjadi trekking, rafting bahkan potensi atraksi panjat tebing bisa menjadi atraksi menantang di Toraja Utara.
“Sport tourism harus berkembang di Toraja. Terlebih, melihat kontur pegunungan, Toraja berpotensi besar mengundang wisman dan wisnus untuk mencoba destinasi wisata alam baru di sini selain wisata budaya. Atraksi -atraksi wisata wajib dikembangkan untuk mendukung destinasi wisata alam di sini, ” papar Hendry. (kmb/balipost)