GIANYAR, BALIPOST.com – Jumlah pengungsi akibat peningkatan status Gunung Agung terus meningkat. Guna mempercepat penanganan, mulai Minggu (24/9), Pemkab Gianyar memusatkan titik pengungsian di Lapangan Sutasoma, Sukawati.
Kepala BPBD Kabupaten Gianyar A.A. Gde Oka Digjaya menjelaskan, pengungsi yang sebelumnya menempati tempat pengungsian seperti di Banjar Puakan Desa Taro, Tegallalang dan Balai Budaya Gianyar, sudah mulai dipindahkan ke pos pengungsian di Lapangan Sutasoma. Di Lapangan Sutasoma, terdapat sejumlah bilik bangunan yang batal digunakan sebagai pasar darurat, sehingga dipandang representatif untuk ditempati 2 ribu lebih pengungsi.
”Upaya ini juga untuk memudahkan pendistribusian bantuan logistik. Pengungsi yang ingin mendapat penanganan pemerintah, silakan ke sini (Lapangan Sutasoma-red). Dapur, ruang kesehatan, semua sudah kita siapkan lengkap sejak Sabtu malam kemarin,” katanya.
Oka Digjaya mengungkapkan, jumlah pengungsi di wilayah Gianyar hampir mencapai 2 ribu orang. Namun mereka masih tersebar di beberapa titik. ”Itu perkiraan, karena hingga kemarin terdata 1.950 orang. Dan berdasarkan info yang kami peroleh, nanti ratusan orang pengungsi akan datang lagi,” ujarnya.
Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata kemarin juga datang mengunjungi para pengungsi di Lapangan Sutasoma. Pada kunjungannya itu, Agung Bharata memberikan jaminan kecukupan logistik bagi pengungsi di wilayah Gianyar. ”Kita ingin mereka nyaman. Meski tentu tidak senyaman di rumah sendiri, tetapi kita pastikan kebutuhan makanan dan kesehatan mereka terjamin,” katanya.
Sementara terkait keberadaan anak-anak yang ikut mengungsi, Agung Bharata mulai menyiapkan sejumlah opsi. Sebagai langkah cepat adalah mendatangkan tenaga pengajar untuk setiap jenjang pendidikan. ”Tapi masih saya data berapa jumlahnya. Kalau sudah fix, secepatnya mereka bisa kembali belajar,” terangnya.
Dia juga berencana menyiapkan taman bermain untuk anak-anak pengungsi. Hal ini dipandang penting guna menurunkan kegelisahan di tengah bencana. ”Anak-anak ini jangan sampai trauma. Mereka adalah aset yang harus dijaga. Jadi, saya ingin mereka tenang walau di tempat pengungsian,” jelasnya.
Plt. Sekda Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya menambahkan, upaya pendataan siswa baik di tingkat SD, SMP dan SMA masih dilakukan. Bila jumlahnya tidak terlalu banyak, mereka akan dititipkan di sekolah terdekat dari tempat pengungsian. ”Namun bila jumlahnya cukup banyak, maka akan kami datangkan guru pengajar. Tetapi untuk pastinya akan dilakukan pendataan terlebih dahulu,” ucapnya seraya menyatakan lokasi yang akan dijadikan tempat belajar adalah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Sukawati yang berada tepat di depan Lapangan Sutasoma.
Wisnu Wijaya menyatakan, selama pemindahan ke Lapangan Sutasoma pihaknya juga sudah memikirkan hewan ternak yang dibawa pengungsi. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Pemkab Gianyar siap membeli ternak para pengungsi. ”Kami beli sesuai harga pasaran. Kasihan kalau ternak para pengungsi ini dijual murah. Makanya kami disini siap membeli sesuai harga pasar,” tegasnya.
Menurutnya, bila sudah dibeli, ternak-ternak tersebut akan disalurkan ke kelompok peternak yang ada di Kabupaten Gianyar. Sementara untuk mengangkut ternak milik pengungsi, Pemkab sudah berkordinasi dengan Kodim 1616/Gianyar. ”Seperti di Banjar Puakan itu, ada puluhan ternak, makanya kita sudah berkoordinasi dengan Kodim untuk mengangkut ini semua,” tambahnya.
Berbagai pendampingan juga dilakukan Pemkab Gianyar dan para relawan di posko pengungsian. Seperti dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Gianyar yang mengajak anak-anak bermain.
Juga dari PKK Desa Batuan yang mengajak ibu-ibu majejaitan di mana hasilnya akan dijual di Pasar Sukawati. ”Kita berusaha agar mereka memiliki kegiatan di sini. Kalau tidak ada kegiatan kan pasti bosan. Nanti juga ada yoga ketawa untuk pada lansia di sini sehingga mereka bisa lebih tenang di tengah bencana ini,” katanya. (manik astajaya/balipost)