SEMARAPURA, BALIPOST.com – Empat hari berjalan, pengungsi di Klungkung yang harus mendapat perawatan medis terus meningkat. Mereka tak hanya tertangani di Posko Kesehatan. Hingga, Minggu (24/9), puluhan orang harus dilarikan ke RSUD Klungkung. Beberapa diantaranya harus menjalani rawat inap. Bahkan, satu orang telah dinyatakan meninggal dunia.
Direktur RSUD Klungkung, dr. I Nyoman Kesuma, M.Ph., menjelaskan pasien yang menjalani rawat inap sebagian besar lansia. Namun sayang, satu pengungsi, Nengah Rianta (90) asal Perangsari Tengah, Selat Duda yang masuk, Sabtu (23/9) siang meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di ICU. “Pasien kondisinya syok,” terangnya.
Jenazahnya, sambung dia masih dititipkan di RS. Besok (Senin) akan dibawa pulang ke kampung halamannya untuk dikubur.
Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, dr. Ni Made Adi Swapatni menjelaskan sesuai data sampai pukul 13.00, pengungsi yang mendapat perawatan dasar mencapai 3.168 orang. Dari jumlah tersebut, 92 orang dirujuk ke RS untuk mendapat penanganan lebih lanjut. 5 orang diantara menjalani rawat jalan dan 39 orang rawat inap. “Kalau dilihat, pengungsi yang sakit terus bertambah setiap harinya,” ungkapnya.
Pengungsi itu ada yang menderita infeksi saluran pernafasan, maag, dan hipertensi. Perubahan lingkungan menjadi pemicunya. Namun demikian, upaya meminimalisasi terus dilakukan dengan memaksimalkan tenaga yang ada. “Pemantauan juga terus berjalan,” katanya. (Sosiawan/balipost)