AMLAPURA, BALIPOST.com – Setiap tenda pengungsian dihuni orang dewasa, lansia hingga anak-anak. Ratusan anak-anak cukup stres dengan situasi seperti ini.
Untuk mencegah hal itu semakin memburuk, Kementerian Sosial RI bersama para relawan mengisi waktu anak-anak dengan hiburan, layaknya di tempat pramuka. Tujuannya, untuk memulihkan mental anak-anak dari situasi terpuruk di pengungsian.
Anak-anak dikumpulkan setiap hari di sebuah ruang terbuka. Mereka diajak bernyanyi, kemudian dihibur dengan permainan-permainan seru. Anak-anak cukup terhibur dengan layanan psikososial dari Kementerian Sosial bersama para relawan ini. “Selain masalah logistik, hiburan bagi anak-anak juga sangat penting, ini untuk memulihkan kondisi psikologis anak-anak,” kata Dra. Sunarti, M.Si Kasubdit Pemulihan dan Penguatan Sosial Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Kementerian Sosial RI, Selasa (26/9) siang tadi.
Permainan-permainan layaknya anak pramuka ini, mampu membuat anak-anak sejenak melupakan, bencana telah memaksa mereka berada di pengungsian.
Selain hiburan, anak-anak juga diajarkan untuk lagu-lagu nasional. Ini juga sebagai bentuk implementasi dari hak anak, yakni hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi. “Kita ingin anak-anak yang ada di lokasi pengungsian, tidak larut situasi berbahaya,” tegasnya.
Anak-anak ini dihibur saat sudah selesai sekolah, sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar mereka. Jika tak dihibur, anak-anak akan terus larut dalam situasi berbahaya di dalam tenda-tenda pengungsian. Langkah inisiatif seperti ini tidak hanya dilakukan di Lapangan Ulakan.
Sunarti menambahkan, agenda serupa juga dilakukan di posko – posko pengungsian lainnya di Karangasem, Buleleng dan Klungkung. Tujuannya sama, untuk memulihkan kondisi psikologis anak-anak di lokasi pengungsian.
Kemensos sebagai koordinator klaster perlindungan, harus mampu menjaga hak-hak dasar anak. Kemensos sudah turun ke lokasi pengungsian sejak diumumkannya status siaga darurat bencana. Kemensos tidak sendirian.
Ada banyak relawan yang membantu, seperti Sakti Peksos, Dosen STKS Bandung, Save The Children, serta banyak lagi relawan lainnya. Masih banyak lagi relawan lainnya ingin turun membantu bersama Kemensos. Upaya seperti ini meski terlihat sederhana, tetapi amat dirasakan manfaatnya oleh anak-anak di lokasi pengungsian.
Salah satu anak setempat, Ketut Agus Adnyana Putra, mengaku senang dengan hiburan seperti ini. Ini cukup menggugah semangatnya kembali hidup di tengah pengungsian. (Bagiarta/balipost)