JAKARTA, BALIPOST.com – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata III yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Hotel Bidakara, 26-27 September 2017 berlangsung heboh. Sejak pagi hari pukul 08.00 WIB sudah nampak sekitar 1.000 peserta yang hadir dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah.
Menteri Pariwisata Arief Yahya hadir mengenakan baju adat Betawi. Sementara Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy mengenakan pakaian kebaya khas Jawa, Deputi Bidang Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana mengebakan baju khas tanah kelahirannya Bali, dan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman nampak gagah mengenakan baju adat khas Sunda.
Sedangkan seluruh Pejabat Eselon 1, 2 dan 3 serta jajaran di kementerian pariwisata menggunakan busana nusantara daerahnya masing-masing. Tak ketinggalan para Gubernur dan Kepala Dinas Pariwisata dari berbagai daerah juga turut mengenakan baju khas daerah asalnya.
Begitu juga dengan tamu undangan di luar Kemenpar yang menjadi partner seperti Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Untung Suseno Sutarjo, Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial Danang Wijayanto, Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Sumarna F Abdurahman dan lainnya juga turut menyemarakkan dengan baju-baju adat dari berbagai daerah Nusantara.
“Nuansa Rakornas hari ini seperti karnaval. Hal ini sekaligus untuk menunjukkan Indonesia yang beragam. Indonesia yang dengan keberagamanya merupakan satu kekuatan besar dalam dunia pariwisata,” ujar Menpar Arief Yahya sebelum membuka Rakornas, Selasa (26/9).
Menpar Arief Yahya mengatakan, keberagaman, perbedaan, dan diversity dalam pariwisata akan saling menguatkan. Beda budaya, beda adat istiadat, beda kepercayaan, beda cara berpakaian, beda kebiasaan makanan, beda dialek, tetapi satu dalam komitmen bernegara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Inilah Indonesia. Inilah pariwisata Indonesia. Keindahan dan keberagaman tersebar di bawah satu naungan, Indonesia,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya sebelumnya pernah menginstruksikan jajarannya menggunakan Busana Nusantara pada peringatan upacara HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus kemarin.
Rakornas Pariwisata III 2017 kali ini mengusung tema “Calendar of Event (CoE) 2018 guna mencapai target 17 juta wisman dan 270 juta wisnus di tahun 2018.
“Sinergitas CoE 2018 ini sangat penting karena tahun 2018 kita ingin memiliki lebih 100 premier event berskala international untuk mengenjot kunjungan wisman. Untuk ini perlu ada stimulus pada setiap daerah agar menciptakan event berskala international masuk dalam calendar of event Kemenpar sebagai Wonderful Indonesia Calendar of Event 2018,” jelas Menpar Arief Yahya.
CoE 2018, menurut Menteri asal Banyuwangi ini, merupakan program penting dalam memperkuat unsur 3 A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas) khususnya unsur aktraksi wisata berupa festival budaya (culture), alam (nature), dan buatan manusia (manmade) yang akan menjadi unggulan dan daya tarik pariwisata Indonesia.
“Dalam rakornas akan dibahas stimulus apa yang perlu diberikan kepada daerah serta bagaimana menetapkan indikator standar penyelenggaraan kegiatan berskala internasional,” lanjutnya.
Indonesia sejauh ini sudah memiliki sejumlah event internasional dan berjalan cukup lama atau terjaga kelangsungannya antara lain Jakarta Fashion Week, Java Jazz, dan Jakarta Culinary Festival serta beberapa lainnya yang belakangan ini tumbuh pesat.
“Ada dua acara internasional yang akan mendatangkan puluhan ribu wisman segera di Indonesia yaitu Asian Games di Jakarta dan Palembang pada Agustus 2018 dan Pertemuan Bank Dunia-IMF di Bali pada Oktober 2018,” pungkas mantan Dirut PT Telkom ini. (kmb/balipost)