JAKARTA, BALIPOST.com – Jember Fashion Carnaval (JFC) sukses menduduki urutan ketiga dalam karnaval dunia Nottinghil (Amerika Serikat) dan Reunion (Prancis). Hal tersebut yang memicu JFC untuk semakin Go Internasional. Pada Calender of Event 2018, JFC akan mengusung tema “Asia Light” sebagai salah satu bentuk JFC sudah kelas dunia.

“Nantinya, semua orang di dunia akan mengingat karnaval itu adanya di Jember, bukan di Rio atau Pasadena lagi. Tahun ini JFC mendapat undangan mecapai 75 kali show, baik international dan nasional,” ujar CEO JFC Dynan Fariz, saat Rakornas Pariwisata ke III di Birawa Hall, Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (26/9).

Terkait tema Asia Light yang di usung pada CoE 2018, Dynan menyebut, tema Asia Light dipilih untuk mengangkat JFC ke dunia Internasional. Dynan belum menyebut apakah pihaknya akan mengundang peserta dari internasional juga. JFC 2018 akan mengkukuhkan Jember dan Indonesia menjadi kota dan negara trend center carnaval dan fashion dunia.

Baca juga:  Bali Uji Coba Bebas Karantina, Imigrasi Catat Peningkatan Pemohon VoA

“Temanya sudah pasti Internasional. Tapi kami belum bisa menyebut, apakah datangkan peserta dari luar atau tidak. Masih rahasia. Tunggu tanggal mainnya pada 7 hingga 12 Agustus 2017. Tanggalnya sudah fix, jadi wisatawan bisa mempersiapkan jauh-jauh hari untuk bisa datang ke Jember,” ujar Dynan.

Walaupun demikian, Dynan sudah membocorkan beberapa kegiatan sepanjang JFC 2018 selama enam hari tersebut dari 7-12 Oktober 2018. Dihari pertama JFC akan dibuka secara resmi, lalu dihari kedua akan ada kids carnaval. Dihari ketiga akan ada Artwear Carnival, sementara dihari keempat Rythm Carnival siap ditampilkan.

Ada pula Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (WACI) dihari berikutnya, puncak JFC sendiri akan berlangsung Grand Carnival yang diikuti exhibition dan press conference.

Baca juga:  Tutup ICST 2017, Menpar Serahkan Penghargaan UID-SDN Award

“Misinya sendiri di 2018 akan memajukan dan mengembangan pendidikan, budaya, sosial yang kreatif. Serta menunjang pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis keunggulan lokal di Jember dan Indonesia umumnya,” ujarnya.

Dynan juga menyebut, kesuksesan yang diraih JFC saat ini bukan tanpa kerja keras. Diperlukan pengelolaan yang baik untuk dapat membuat event sebesar JFC setiap tahunnya. Tahun 2014, Fariz mencatat terdapat 3.073 media dan fotografer yang mendaftar dari seluruh dunia. Selain itu, event JFC mampu menyedot perhatian 500 ribu penonton yang bukan hanya berasal dari warga Jember. Ada yang berasal dari luar kota bahkan luar negeri.

“Antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk menyaksikan JFC. Untuk mereka yang berada di luar Jember harus pesan hotel dua bulan sebelum JFC digelar. Banyak pengunjung yang datang ke Jember sehingga hotel penuh. Untuk itu, mereka harus jauh-jauh hari memesan hotel di Jember,” tambah Dynan.

Baca juga:  Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Tidak Terdampak Erupsi Semeru

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwsata Arief Yahya merasa bangga dengan keberhasilan JFC yang diketuai Dynan Fariz. Pria asal Banyuwangi itu juga tidak sungkan menyebut jika JFC merupakan festival terbaik di Indonesia. Dan sudah tahun ke-16, dijalani secara konsisten. Tiga hal kuat yang membuat Jember semakin mendunia dengan karnaval. Event yang dimotori oleh Dynand Fariz itu mengangkat pamor Jember dan Jawa Timur.

“Dengan catatan, Bali tidak diikutkan dalam penilaian ini. Karena Bali yang punya Pesta Kesenian Bali (PKB) sudah eksis juga selama 39 tahun non stop. Pertunjukkannya juga kelas dunia, parade pembukaannya juga sangat serius,” jelas Arief Yahya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *