PDAM
Ilustrasi. (BP/dok)
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Status Gunung Agung, Karangasem masuk level awas sejak beberapa hari lalu. Jika itu meletus, distribusi air bersih ke Kabupaten Klungkung berpotensi terputus akibat sumbernya terkena dampak. Menyikapi hal tersebut, pemkab berupaya mengatasi pemenuhan kebutuhan vital itu dengan mengoptimalkan sumber air yang ada di lokasi lain.

Direktur PDAM Klungkung, Nyoman Renin Suyasa menjelaskan pemenuhan kebutuhan air bersih untuk warga, khususnya di Kota Semarapura sangat bergantung pada sumber air yang ada di Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem. Jika dibandingkan dengan yang lain, sumber ini memiliki debit paling besar, yakni 90 liter per detik yang mampu memenuhi kebutuhan sekitar 15 ribu pelanggan.

Baca juga:  Aktivitas Gunung Agung Meningkat, Semburan Abu Mencapai 2000 Meter

Jika Gunung terbesar di Bali itu erupsi, pendistribusian air berpotensi sangat besar terputus. Sebab lokasinya berada di zona merah. “Itu sumber paling besar yang dimanfaatkan Klungkung. Alirannya juga ada sampai ke Banjarangkan,” jelasnya.

Menangani kemungkinan terburuk, pemkab telah mempersiapkan solusi untuk tetap bisa memberikan layanan air bersih. Bahkan ini sudah dibahas sebelum status gunung level siaga. Pengoptimalan pemanfaatan air pada sumber lain menjadi strategi.

Beberapa diantaranya pada sumur di GOR Swecapura dari 10 menjadi 15 liter per detik, Sumur di RSUD dari 5 menjadi 15 liter per detik. Selain itu, juga dilakukan dengan pemasangan pompa tambahan pada sumber air di Desa Akah, Klungkung. “Sumber air yang debitnya masih surplus, akan dioptimalkan,” tegasnya.

Baca juga:  Gunung Agung Membaik, Puluhan Warga Batal Bertransmigrasi

Sesuai hasil koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, pemenuhan juga dilakukan dengan pembuatan sumur bor di Lapangan Puputan Klungkung, sekitar Pura Kentel Gumi, dan Dusun Bajing Desa Tegak, Klungkung. “Jika diperlukan, sudah siap untuk mengerjakan. Kami sudah siapkan solusi,” jelas Suyasa.

Selain air, aliran lahar dingin juga berpotensi melanda 13 desa yang terlintasi Tukad Unda, yakni Desa Selat, Tegak, Akah, Kelurahan Semarapura Kangin, Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Desa Kamasan, Gelgel, Sulang. Selain itu juga Desa Sampalan Kelod, Gunaksa, Tangkas, Jumpai dan Gunaksa.

Baca juga:  Komisi I DPRD Bali Tinjau Tanah Pemprov di Bali Hyatt

Hal ini juga mengacu pada peta rawan bencana letusan Gunung Agung yang disusun Bappeda Provinsi Bali bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Unud. Penduduk seluruhnya mencapai sekitar 52.000 jiwa.

Menangani itu, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menyatakan sudah membuat pemetaan jalur evakuasi, jika nantinya harus dilakukan pengungsian. Hal ini sudah dikoordinasikan dengan pemerintah desa. “Tempat-tempat pengungsian juga sudah dipetakan. Untuk yang bermukim di barat Tukad Unda, diungsikan ke wilayah barat. Yang timur, ke timur,” tandasnya didampingi Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada. (Sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *