DENPASAR, BALIPOST.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali menjamin tidak akan terjadi kerawanan pangan di Kabupaten Karangasem. Hal itu karena stok beras cadangan dari Kabupaten Karangasem sebanyak 100 ton telah disalurkan. Namun dari stok tersebut masih tersisa 72 ton.
Selain itu Karangasem juga mendapat bantuan beras dari Konjen Cina sebanyak 42,5 ton. “Jadi ketersediaan pangan khususnya beras tidak ada masalah,” kata I Wayan Mardiana, MM., Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Kamis (28/9).
Berdasarkan data terakhir yang ia dapat, terdapat 65.000 pengungsi. Dengan asumsi per orang mengonsumsi 400 gram per hari, maka per harinya menghabiskan 21 ton beras di pengungsian. Sehingga dengan adanya stok beras cadangan dari Karangasem dan bantuan-bantuan dari berbagai pihak, stok beras cukup untuk 3-4 hari ke depan.
Jika beras cadangan Kabupaten habis, stok beras provinsi sebanyak 200 ton dapat disalurkan. “Stok beras provinsi ini bisa disalurkan apabila stok kabupaten habis. Bupati dapat bersurat ke Gubernur lalu ke Gubernur bersurat ke Bulog,” jelasnya.
Diakui saat ini, Kabupaten Karangasem belum meminta stok beras provinsi karena logistik khususnya beras di Tanah Ampo masih mencukupi. “Setiap Kabupaten dialokasikan cadangan beras 100 ton yang disimpan di Gudang Bulog,” imbuhnya.
Jika stok beras di Karangasem habis, Bupati dapat meminta lagi ke pusat. Pemasoknya dari produsen luar Bali, karena Bali saat ini tidak sedang panen raya. Terutama beras premium lebih banyak datang dari luar Bali.
Selain stok beras, pihaknya juga menjamin tidak terjadi kerawanan pangan di Karangasem lantaran banyaknya bantuan. Tak hanya beras, juga ada mie instan, makanan bayi, dll.
Dengan adanya tanda-tanda bencana erupsi Gunung Agung, hingga saat ini ekonomi Karangasem masih baik. Terlihat dari tidak terjadinya gejolak harga di wilayah tersebut. Di Pasar Amlapura, harga beras medium berada di kisaran Rp 9.450- Rp 9.500 per kilo, beras premium Rp 12.000/kg, tomat Rp 8.000/kg begitu juga bawang. (Citta Maya/balipost)