SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sekolah Dasar Negeri 2 Gelgel, Klungkung nampak berbeda dari biasanya. Ratusan anak anak pengungsi Gunung Agung dengan menggunakan pakaian seadanya berbaur melakukan aktivitas belajar di halaman sekolah.
Jumlahnya pun tidak main-main, hingga mencapai 156 orang. Jauh lebih banyak dari pada siswa setempat yang hanya 84 orang. Kondisi itu terungkap saat Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengunjungi sejumlah sekolah yang berada didekat Posko Induk GOR Swecapura, Sabtu (30/9).
“Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan maka proses belajar anak tidak akan berjalan dengan benar. Solusinya kita akan tambahkan kelas baru, namun siswa pengungsi tidak akan dipisahkan melainkan tetap dicampur dengan siswa setempat sehingga terjadi interaksi,” ujar Suwirta.
Selain ruangan, kegiatan belajar juga terkendala kurangnya jumlah guru pengajar. Mengatasi itu, pemkab akan berkoordinasi dengan pemkab Karangasem. Dinas Pendidikan sebagai leading sektor juga telah diinstruksikan. “Tidak perlu memikirkan administrasi dan sebagainya karena semua di sini demi kemanusiaan dan masa depan anak-anak para pengungsi,” tegas bupati asal Nusa Ceningan ini.
Terlepas dari kendala itu, Bupati Suwirta berupaya untuk tetap memberikan kenyaman kepada para peserta didik dalam mengikuti proses belajar-mengajar. “Kami tetap berupaya anak-anak mendapatkan pendidikan layak,” tandasnya.
Guna memaksimalkan pelayanan pendidikan kepada siswa tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Klungkung, Dewa Gde Darmawan menyampaikan kabupaten Klungkung mendata guru-guru yang mengungsi di posko-posko. Setelah itu, mereka dijadikan relawan untuk mengajar.
Sebab, kemungkinan terjadinya double shift di sekolah-sekolah tertentu akan diberlakukan. “Kemungkinan double shift akan kami berlakukan, sehingga tenaga pengajar kami akan kekurangan. Namun, kami sudah mendata guru-guru yang mengungsi yang akan kami tugaskan untuk memberikan pelajaran,” ungkapnya.
Pendapatan dan hak-hak para guru relawan ini akan dikoordinasikan dengan Disdik Kabupaten Karangasem. Sementara untuk segala tugasnya akan sepenuhnya diarahkan Disdik Kabupaten Klungkung. “Untuk tahap awal kita nyatakan anak didik ini sebagai siswa titipan dan kalau bencana ini lama statusnya pindah sementara, sehingga kita antisipasi sampai ujian. Dan laporan nilainya akan kami koordinasikan dan sinkronkan dengan sekolah sebelumnya,” tandasnya.
Sejauh ini, dikatakan proses pembelajaran kepada siswa pengungsi berjalan sesuai dengan harapan dengan menggunakan sistem brother school. (adv/balipost)