BANYUWANGI, BALIPOST.com – International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) tahun ini, menjadi milik pembalap asal Italia, Davide Rebellin. Pembalap yang tergabung di tim Kuwait-Cartucho.es itu, berhasil menjadi yang tercepat pada balap sepeda tahun ini.
Di peringkat kedua diraih, Amir Kolahdouzhagh, dari Pishgaman Cycling Team, dan Victor Nino Corredor dari Team Sapura Cycling di peringkat ketiga. Pada etape keempat atau terakhir, Sabtu (30/9), meski finish di peringkat empat, Rebellin, mampu mempertahankan gelar juara umum (yellow jersey). “Di etape terakhir saya hanya berusaha untuk menjaga stamina agar tetap berada dalam rombongan,” kata Rebellin, usai balapan.
Di etape keempat, pembalap asal Pishgaman Cycling Team, Iran, Arvin Modazamigodarzi, merebut peringkat pertama dengan catatan waktu, 2 jam 8 menit 17 detik. Di peringkat kedua ditempati Marcelo Felipe (7Eleven Road Bike, Filipina), dan Selamat Juangga (KFC Cycling Team) di peringkat ketiga. Sedangkan Rebellin berada di peringkat keempat.
Meski demikian, hasil etape keempat telah membuat Rebellin menjadi yang terbaik di ITdBI 2017. Rebellin mengatakan, ITdBI sangat sulit ditaklukan. Terutama di etape ketiga, yang merupakan rute neraka di ITdBI. “Etape ketiga sangat sulit. Banyak tanjakan yang menyulitkan. Yang terpenting dalam kejuaraan ini adalah mengatur stamina,” kata Rebellin.
Sejak etape pertama, Rebellin langsung menguasai klasemen individu. Tidak hanya meraih yellow jersey, pada etape pertama tersebut pembalap gaek berusia 46 tahun itu, juga menyandang jersey polkadot sebagai tanda raja tanjakan, dan green jersey sebagai simbol raja sprinter.
Hasil di etape pertama itulah yang memuluskan jalan Rebellin menjuarai ITdBI tahun ini. “Saya senang bisa juara di Banyuwangi. Tahun berikutnya saya ingin mencobanya lagi,” kata Rebellin.
ITdBI merupakan kejuaraan balap sepeda yang telah digelar enam kali oleh Pemkab Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan, ini merupakan cara Banyuwangi untuk menggugah partisipasi rakyat. “Dari even ini timbul gotong royong dari rakyat. Bagaimana rakyat bahu-membahu menyukseskan acara ini,” kata Anas.
Anas mengaku puas dengan penyelenggaraan ITdBI tahun ini. Apalagi banyak hal baru tahun ini. “Dari sisi penyelenggaraan saya puas, karena banyak hal baru tahun ini. Seperti start di pondok pesantren, kampung cokelat, dan lainnya. Sisi kualitas peserta tahun ini juga lebih baik,” kata Anas. (Budi Wiriyanto/balipost)