SEMARAPURA, BALIPOST.com – Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Kabupaten Klungkung, Minggu (1/10) nampak berbeda. Biasanya, upacara berlangsung di Lapangan Puputan Klungkung.
Namun kini di GOR Swecapura, Desa Gelgel. Pesertanya pun tak hanya Aparatur Sipil Negara, tetapi juga pengungsi.
Pengungsi yang mengikuti upacara ini tak hanya kalangan dewasa. Anak-anak dan lansia juga turut didalamnya. Mereka hanya mengenakan pakaian biasa yang dipakai sehari-hari di pengungsian.
Salah seorang pengungsi, Nengah Jata menuturkan upacara ini baru pertama kali diikuti sejak dirinya masih kecil. “Baru pertama kali ikut,” ujarnya.
Melalui momentum ini, ia berharap situasi Gunung Agung bisa segera kondusif supaya warga segera pulang untuk bekerja. “Mudah-mudahan tidak lama seperti ini,” imbuh warga Desa Muncan, Selat ini.
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menyatakan pelaksanaan upacara yang bertepatan dengan kehadiran warga Karangasem ini dapat dijadikan momentum untuk pemurnian manyama braya. “Kami tidak menganggap bapak dan ibu sebagai pengungsi. Tetapi sebagai ujian untuk pemurnian manyama braya,” tegasnya. (Sosiawan/balipost)