DENPASAR, BALIPOST.com – Jika erupsi Gunung Agung terjadi, warga diharapkan mengantisipasi terjadinya gangguan kesehatan dengan melindungi diri. Salah satu bahan yang keluar dari erupsi gunung adalah debu vulkanik.
Debu vulkanik selain berdampak pada pernafasan juga berdampak pada mata berupa mata merah, iritasi mata hingga konjungtivitis. Menurut Dokter spesialis paru Siloam Hospital Bali, dr. Erwin Winaya, Sp. P., Jumat (29/9), debu vulkanik terdiri dari berbagai ukuran. Sehingga dampaknya pada pernafasan pun tergantung partikel yang terhirup.
Mulai dari ukuran 10-100mikroM akan terdeposisi di hidung dan tenggorokan. Debu berukuran 4-10mikroM akan terdeposisi di trakea dan bronkus, ukuran lebih kecil dari 4mikroM akan terdeposisi di alveolus.
Dampaknya bisa iritasi di hidung, iritasi di tenggorokan, iritasi di trakea, bronkitis, sampai alveolitis. Gejalanya mulai dari pilek, nyeri menelan, batuk hingga sesak nafas. “Namun kandungan debu vulkanik yang berbahaya adalah yang berupa partikel besar seperti silika dan karbon sisa pembakaran,” ungkapnya.
Selain debu vulkanik, zat yang berbahaya bagi pernafasan adalah karbon dioksida, sulfur dioksida, asam hidroklorida, asam hidroflorida. Oleh karena itu penting melindungi diri sedini mungkin dari debu vulkanik maupun zat hasil erupsi gunung.
Cara melindungi diri dari debu vulkanik, dikatakan, dengan menghindari kontak dengan debu vulkanik dan tinggal di dalam rumah. Bila keluar rumah gunakan pakaian tertutup, masker dan kacamata anti debu. (Citta Maya/balipost)