ternak
Sapi warga Karangasem. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Kabupaten Karangasem merupakan sentra peternakan sapi terbesar di Bali. Berdasarkan data populasi sapi tahun 2016, Karangasem memiliki sekitar 127.757 ekor sapi. Peternakan sapi terbesar kedua adalah Buleleng yaitu 125.439 ekor, terbesar ketiga adalah Bangli sebanyak 74.793 ekor. Namun peternakannya merupakan peternakan rakyat atau skala kecil.

Kabid Keswan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Bali, drh. IKG Nata Kesuma, MMA., mengatakan, peternakan sapi di Kabupaten Karangasem tersebar di 8 kecamatan yaitu Rendang, Kubu, Bebandem, Abang, Selat, Seraya, Manggis, Karangasem.

Dari 8 kecamatan tersebut, 5 diantaranya merupakan sentra peternakan sapi yaitu Rendang, Bebandem, Abang,Selat dan Kubu. Sebelumnya, harga ternak sapi per kilogram berat hidup di Pasar  Bringkit sempat bergejolak yaitu berada di kisaran Rp 40 000- Rp 42.000 per kilo.

Baca juga:  Nyoblos Bareng Keluarga, Ketua DPRD Bangli Lakukan di TPS 6 Desa Peninjoan

Hal itu lantaran lantaran sentra sapi di Karangasem diguncang tanda-tanda erupsi Gunung Agung. Namun kini dikatakan harga sapi sudah mulai mendekati normal di kisaran Rp 38.000-39.000 per kilo.

Harga tersebut juga didongkrak dengan adanya program pemerintah untuk penanganan ternak terdampak daerah rawan bencana. Sehingga peternak tidak perlu khawatir ternaknya akan ditampung ditempat tempat penampungan yang sudah disiapkan di 40 titik. Dengan demikian kepanikan peternak untuk menjual sapinya tidak perlu lagi, stabilitas supply and demand terjaga dalam waktu singkat harga akan pulih dan justru meningkat.

Baca juga:  Bumdes Sangat Berperan Sukseskan Kebangkitan Ekonomi di Tengah Pandemi COVID-19

Dari target 20.000 ekor sapi di Karangasem yang akan di evakuasi, sampai tanggal 1 oktober 2017, sebanyak 4.082 ekor ternak telah di evakuasi. Yaitu sapi sebanyak 3.573, kambing 403, babi,106 ekor telah dievakuasi. Sapi tersebut dievakuasi ke 40 titik di 7  kabupaten yaitu Klungkung, Buleleng, Karangasem, Gianyar, Bangli, Tabanan.

Uanya saja di daerah sentra sapi tersebut, Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) belum dimiliki peternak. Saat ini hanya baru sapi Simantri yang berasuransi AUTS. Walaupun sosialisasi telah secara gencar, namun peternak tdk banyak  menyadari pentingnya asuransi sapi.

Baca juga:  Mendaki, Dua WNA Tersesat di Lereng Gunung Agung

Ia mengungkapkan karakteristik peternakan sapi di Bali. Rata-rata peternakan sapi dilakukan secara ekstensif. Peternakan di Bali merupakan peternakan rakyat yang jumlahnya sekitar 200.000 peternak  dengan pemilikan skala kecil, rata-rata memelihara 1-3 ekor per orang. “Rata-rata petani selain bertani juga memelihara sapi. Belum ada peternakan sapi secara intensif, ” ujarnya.(citta maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *