Tukad unda
Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida melakukan normalisasi Tukad Unda dengan alat berat. Ini sebagai bentuk antisipasi terjangan lahar dingin jika Gunung Agung erupsi. (BP/sos)
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Jika Gunung Agung erupsi, yang terdampak tak hanya puluhan desa di Karangasem. Tukad Unda yang melintas di wilayah Kabupaten Klungkung juga berpotensi menjadi aliran lahar dingin. Mengantisipasi terjangan ke permukiman warga, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida melakukan normalisasi dan pembuatan tanggul.

Petugas BWS Bali-Penida, Made Kertiyasa, Selasa (3/10) menjelaskan normalisasi ini sudah berjalan sejak empat hari lalu. Titik yang menjadi sasaran lebih pada kawasan yang lokasinya dekat dengan permukiman warga, salah satunya di utara jembatan penghubung Kecamatan Klungkung dan Dawan. Selain pengerukan, juga dilakukan pembangunan tanggul dengan panjang 350 meter dan tiga meter. “Ini untuk antisipasi terjangan lahar dingin jika gunung agung meletus. Kalau melihat pengalaman tahun 1963, desa di bantaran sungai ini banyak yang kena imbas,” jelasnya.

Baca juga:  Bali Tambahkan Puluhan Kasus COVID-19, Kabupaten Ini Catat Belasan Warga Terpapar

Guna mempercepat pengerjaan, pihaknya juga mengerahkan tiga alat berat yang bekerja sejak pagi hingga sore hari. Sementara itu, khusus untuk kawasan hilir, sambung dia tidak dilakukan normalisasi. Sebab, pinggiran sungai sudah dilengkapi dengan batu bronjong. “Kawasan hilir ini juga sudah ada beberapa bendung air. Ini akan mengurangi tekanan aliran lahar dingin. Begitu juga terjangan ke kawasan permukiman,” katanya seraya menambahkan normalisasi ini juga perintah langsung dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR).

Baca juga:  Gunung Agung Level III, Intensitas Gempa Terus Meningkat

Sementara, salah seorang warga yang bermukim di bantaran Tukad Unda, Komang Sudira mengaku was-was sejak situasi Gunung Agung tak kondusif. Rasa itu semakin menjadi-jadi saat malam hari. “Rumah saya sangat dekat dengan sungai. Ini membuat was-was,” tuturnya.

Atas hal itu, ia yang berprofesi sebagai sopir truk telah menitipkan ternaknya ke Desa Paksebali di lahan milik keponakannya. “Saya punya lima kambing. Itu sudah dititip. Nanti kalau ada apa-apa, biar cepat nyari tempat aman. Biar ngurus diri saja,” tandasnya.

Baca juga:  Pascapendaki Gunung Agung Meninggal, Desa Adat Besakih Gelar Upacara Prayascita

Seperti berita sebelumnya, aliran lahar dingin berpotensi menerjang 13 desa, yakni Desa Selat, Tegak, Akah, Kelurahan Semarapura Kangin, Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Desa Kamasan, Gelgel, Sulang. Selain itu juga Desa Sampalan Kelod, Gunaksa, Tangkas, Jumpai dan Gunaksa.

Hal ini juga mengacu pada peta rawan bencana letusan Gunung Agung yang disusun Bappeda Provinsi Bali bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Unud. Penduduk seluruhnya mencapai sekitar 52.000 jiwa. (sosiawan/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *