SEMARAPURA, BALIPOST.com – Program pemberdayaan beras lokal terus dikampanyekan Pemkab Klungkung. Hal tersebut dinilai penting untuk mengantisipasi terjadinya inflasi.
Namun, sesuai hasil evaluasi, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menilai realisasinya masih cenderung stagnan. Guna memaksimalkan itu, selain pemerintah, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) juga diminta untuk turut terlibat. Hal ini ditegaskan dalam rapat bersama Dinas Koperasi dan Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung, bertempat di ruang rapat Kantor Bupati Klungkung, Selasa (3/10).
Bupati Suwirta menyampaikan pemberdayaan beras lokal di Kabupaten Klungkung saat ini masih menyasar pegawai negeri saja. Sementara dari BUMDes dan Koperasi masih terbilang lamban. Atas hal itu, dinas terkait diperintahkan untuk segera mengagendakan pertemuan. “Peran BUMDes harus benar-benar bisa bekerja secara maksimal dan bisa menekan inflasi di masing-masing daerah,” tegasnya.
Selain beras, pengolahan garam menjadi yodium juga akan digulirkan. Potensinya masih sangat besar. Uji cobanya akan dilakukan tahun ini. Jika hasilnya baik, maka akan dilanjutkan sosialisas ke masyarakat terkait pemanfaatannya. Demikian juga ke petani dalam hal produksi lanjutannya.
Mendukung ini, pemkab juga segera membeli mesin pengolah dan penyiapan garamnya. “Kami akan membeli garam petani. Ini akan diolah jadi yodium dan dipasarkan. Kalau bagus, produksi terus berlanjut,” ucapnya.
Pada rapat tersebut, juga dibahas keikut sertaan warga kurang mampu dalam program BPJD Kesehatan. Ini harus sudah terealisasi paling lambat November mendatang. “Sampai saat ini masih banyak desa yang belum nyetor data. Kami akan mengundang untuk menyampaikan semua percepatan program ini yaitu BPJS, pemberdayaan BUMDes, garam beryodium, desa wisata dan beras lokal,” pungkasnya. (adv/balipost)