AMLAPURA, BALIPOST.com – Asap atau solfatara hingga Rabu (4/10) masih terus keluar dari dasar kawah Gunung Agung. Asap masih berwarna putih belum ada perubahan warna.

Karena secara visual kepulan asap yang ke luar dari kawah masih condong berwarna putih. Hal itu diungkapkan Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Devy Kamil Syahbana, Rabu (4/10).

Syahbana mengungkapkan, sampai saat ini asap atau solfatara yang terus keluar dari dasar kawah terus terjadi. Asap yang dikeluarkan masih berwarna putih tipis dan mulai sedikit tebal. Hanya saja, belum ada perubahan warna ke abu-abu maupun gelap.

Baca juga:  Sehari Nihil, Bali Catatkan Tambahan Korban Jiwa Tertinggi dalam Sepekan Terakhir

Itu artinya fluktuasi intensitas gas masih terus terjadi di dalam. Sehingga asap yang dikeluarkan bisa tipis bisa sedikit lebih tebal. “Asap yang keluar sejauh ini masih putih. Tapi mulai agak menebal sedikit. Belum ada perubahan warga asap ke gelap,” ungkap Syahbana.

Dia mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum bisa menentukan kadar gas yang telah dikeluarkan bersama dengan asap atau solfatara. Yang pasti gas sudah banyak yang keluar melalui rekahan-rekahan yang terjadi di dasar kawah.

Kata dia asap yang keluar selama ini mengandung gas. Itu dibuktikan dengan bau sulfur atau belerang yang dirasakan salah satu pemangku yang naik ke puncak Gunung Agung belum lama ini.

Baca juga:  Jumlah PDP COVID-19 di Bali Bertambah, Akumulatifnya Jadi 166 Kasus

Karena selama berada di puncak dia merasakan pusing. Itu menandakan gas sudah keluar.  “Hanya saja kita belum bisa mengukur seberapa besar gas yang sudah dikeluarkan selama ini,” tegasnya.

Dikatakannya, sampai sekarang ini aktivitas Gunung Agung masih sangat tinggi. Pergerakan magma maih terus ingin menerobos ke permukaan. Hanya saja, lempeng penahan masih sangat kuat.

Menurut Syahbana, berdasarkan acuan letusan tahun 1963 belum ada indikasi untuk terjadinya letusan ke samping. Karena gas yang keluar selama ini masih menuju ke atas. Itu artinya gas sudah mempunyai jalan untuk keluar, hanya saja masih sempit. “Belum ada indikasi terjadi letusan ke samping. Kita prediksi kalau terjadi letusan masih mengarah ke atas,” tegas Syahbana.

Baca juga:  Diberhentikan Sementara, Ini Pengganti GG di Dispar Buleleng

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani megatakan, sampai saat ini aktivitas kegempaan vulkanik dalam dan vulkanik dangkal masih cukup banyak. Meskipun sebelumnya ada penurunan, tapi itu masih fluktuatif.

Karena kegempaan kembali meningkat. “Sampai 12 jam terakhir gempa vulaknik dalam dan vulkanik dangkal masih mencapai ratusan. Ini menandakan aktivitas di dalam gunung masih tinggi,” tegas Kasbani. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *