Suasana pelaksanaan BBDF 2015. (BP/dok)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng membatalkan pegelaran Buleleng Bali Dive Festival (BBDF) Tahun 2017. Alasannya, status Gunung Agung masih belum juga turun dari level IV (awas). Selain itu, pengungsi Gunung Agung yang ada di Buleleng juga mencapai puluhan ribu.

Terlebih, kata Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna, M.M, lokasi BBDF ada di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula yang sekarang menjadi wilayah penerima pengungsi. Dikhawatirkan para penyelam internasional akan tidak nyaman mengikuti even tahunan Dispar Buleleng tersebut.

Ia mengatakan rencananya BBDF digulirkan dari 24 hingga 28 Oktober 2017. Sejauh ini, pihaknya melakukan beberapa persiapan untuk menyukseskan BBDF ketiga tersebut. Persiapan itu salah satunya alokasi anggaran yang sudah disetujui dalam APBD Buleleng 2017 sebesar Rp 620 juta.

Baca juga:  Pangdam Lantik Danrem Perbatasan RI-RDTL

Akan tetapi dengan pembatalan BBDF untuk tahun ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Buleleng agar dana itu dikembalikan ke kas daerah. Dari total anggaran dana BBDF itu, Dispar memanfaatkan dana tersebut senilai Rp 200 juta. Dana ini dialokasikan membiayai promosi pariwisata Buleleng dan mendukung Pemuteran Dive Festival yang merupakan even rintisan pelaku pariwisata setempat bersama pemerintah Desa Pemuteran. “Kita sudah sampaikan kepada TAPD anggarannya hanya kita pakai Rp 200 juta saja, sisanya sudah dikoordinasikan dengan TAPD. Kami juga sudah menyampaikan ke Kementerian Pariwisata perihal pembatalan ini,” katanya.

Tidak hanya persiapan anggaran, akan tetapi bantuan rumah ikan dan tempat pertumbuhan terumbu karang bantuan dari Duta Besar (Dubes) Indonesia Untuk Singapura Ngurah Swajaya sejauh ini telah selesai dikerjakan. Rencananya, rumah ikan hias dan tempat pembiakan terumbu karang berbentuk Patung Boma itu ditenggelamkan pada saat BBDF digulirkan. “Setelah kita koordinasikan, nanti rumah ikan ini akan ditenggelamkan pada saat Festival Tejakula bersama dengan kegiatan sebuah yayasan asing Reef Check dan Coral Reef Alliance,” katanya.

Baca juga:  Pengungsi Luar KRB III Mulai Pulang

Sementara itu, dampak penetapan status awas Gunung Agung terhadap kunjungan wisatawan ke Buleleng mulai terlihat. Khususnya Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Buleleng timur. Menurut Sutrisna, sejak media massa ramai memberitakan status awas Gunung Agung, beberapa pengelola hotel di Buleleng timur mulai menerima pembatalan kunjungan. “Secara umum belum terdampak, tetapi khusus di Buleleng timur sudah ada hotal yang melapor kalau ada tamu yang batal berkunjung,” katanya.

Baca juga:  Puluhan Pengungsi Kembali ke Posko Sutasoma

Namun aktivitas wisatawan di KSPN Buleleng Tengah dan Barat masih normal dan belum ditemukan pembatalan kunjungan. Bahkan untuk menjaga situasi kunjungan tetap normal, pelaku pariwisata dan aparat desa, terutama di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak menggulirkan even wisata.

Di Desa Pemuteran digelar Pemuteran Dive Festival. Salah satu hotel peraih ISTA, yakni Harmony Pelataran Pemuteran juga menggulirkan event. Kegiatan ini mengajak wisatawan untuk menikmati wisata bahari di Buleleng barat diselingi dengan kegiatan budaya dan persembahyangan di kawasan Pulau Menjangan. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *