dana
Ilustrasi anak-anak. (BP/dok)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Pelaksanaan sistem pendidikan di Kabupaten Karangasem perlahan mulai pulih. Sekolah-sekolah mulai beraktivitas, demikian juga guru-gurunya. Tetapi, aktivitas itu masih belum bisa berjalan normal. Sebab, ribuan siswa di semua jenjang, masih berada di lokasi pengungsian. Ini berdampak terhadap pengelolaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di sekolah-sekolah yang ditinggalkan.

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, Gusti Ngurah Kartika, Senin (9/10) siang, mengatakan saat ini di lokasi sekolah asal yang ditinggal siswa mengungsi menjadi tidak berkegiatan.

Sebaliknya di sekolah tempat lokasi mengungsi, kegiatan sekolah tentu menjadi bertambah. Ini jelas akan berpengaruh terhadap pemanfaatan dana BOS, yang dianggarkan berdasarkan kebutuhan operasional siswa di setiap sekolah.

Belum ada solusi dari Disdikpora Karangasem maupun provinsi untuk menengahi persoalan ini. Apakah pemanfaatan dana BOS ini akan mengikuti kemana siswanya mengungsi, kemudian bersinergi atau ada opsi lain. Terhadap persoalan ini, dia mengaku sedang berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Pusat. “Petunjuk dari pusat belum turun, apakah nanti ada Surat Edaran atau dengan Permendikbud. Kita tunggu saja,” ujar Gusti Ngurah Kartika.

Baca juga:  Baru Beberapa Hari Dibangun, Pembatas di Candi Bentar Margi Agung Besakih Dibongkar

Sementara, Senin (9/10) hari ini, beberapa sekolah sepakat menggelar UTS (Ujian Tengah Semester), untuk menunjang syarat administratif siswa sebelum nanti mengikuti ujian akhir. Ada pula sekolah yang akan menggelar UTS 16 Oktober nanti, khususnya jenjang SMP.

UTS ini dikoordinasikan oleh masing-masing MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah). “UTS sudah sempat ditunda, karena situasinya begini. Sekarang mungkin momennya tepat, karena situasi sudah cukup tenang. Masyarakat tak lagi dalam situasi panik,” kata Gusti Ngurah Kartika.

Baca juga:  Pantauan Drone, Di Dasar Kawah Gunung Agung Terdapat Lubang Cukup Besar

Sementara, untuk siswa yang berada di tempat pengungsian, bisa mengikuti UTS di sekolah sementara dekat lokasi mengungsi. Dia menegaskan, nantinya ada kebijakan dari Dinas Pendidikan Provinsi, untuk meminta guru-guru di lokasi siswa mengungsi, untuk menyetorkan nilai yang diperoleh ke sekolah asalnya.

Sedangkan, berkaitan dengan status siswa, pihaknya mengaku masih melihat perkembangan situasi lebih lanjut. Kalau sampai pertengahan Nopember nanti situasinya tetap seperti ini, maka nanti akan diambil keputusan, apakah status siswa tetap di sekolah asal, atau di sekolah penerima di dekat lokasi pengungsian seperti saat ini. Sebab, ini nantinya berkaitan dengan raport siswa.

Setelah pembagian raport, 6 Desember nanti, selanjutnya siswa juga akan menghadapi ujian akhir. Ini juga harus segera diputuskan provinsi, apakah siswa akan tetap di lokasi pengungsian atau segera kembali ke sekolah asal. Saat ini, jumlah siswa di pengungsian per 8 Oktober lalu masih mencapai ribuan. Meski warga khususnya di daerah zona aman sudah dihimbau pulang, nampaknya orangtua mereka belum memutuskan kembali pulang. Jenjang PAUD, siswa di lokasi pengungsian sudah sebanyak 2.736 orang, SD sebanyak 3.444 orang (kelas I 570 siswa, kelas II 624 siswa, kelas III 589 siswa, kelas IV 543 siswa, kelas V 548 siswa dan kelas VI 570 siswa).

Baca juga:  Aktivitas Gunung Agung Masih Tinggi, Dua Kali Terjadi Erupsi

Selain itu, jenjang SMP di lokasi pengungsian sebanyak 2.065 orang di semua kecamatan. Sementara, untuk jenjang SMA mencapai 978 orang siswa. Data ini belum termasuk siswa yang mengungsi di luar Karangasem, yang jumlahnya juga cukup banyak tersebar di kabupaten/kota lainnya di Bali. (Bagiarta/Bali Post)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *