AMLAPURA, BALIPOST.com – Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) berencana kembali bakal menambah alat seismograf. Pemasangan tambahan alat yang memiliki jangkauan lebih luas itu, guna mengantisipasi hal terburuk terhadap alat-alat yang dipasang di lereng gunung jika Gunung Agung benar-benar erupsi.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Devy Kamil Syahbana, Kamis (12/10), menjelaskan, sejauh ini pihaknya sudah banyak memasang alat di lereng Gunung Agung untuk memantau aktivitas gunung tertinggi di Bali itu diantaranya Seismograf, Tiltmeter, CCTV, Satelit dan GVS. Meski begitu, pihaknya tetap akan menambah alat seismograf untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
“Iya kita memang berencana kembali memasang alat seismograf. Seismograf yang dipasang spesifikasinya lebih besar. Agar bisa megengetahui aktivitas gunung dari jarak kejauhan di luar 12 kilometer. Nanti alat kemungkinan akan ditempatkan di zona aman,” ungkap Syahbana.
Menurut Syahbana, rencana pemasangan tambahan alat seismograf dengan daya jangkau pemantauan yang lebih luas itu, untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal terburuk. Kata dia, tambahan seismograf memang sangat penting ketika Gunung Agung benar-benar erupsi. Sebab, kalau terjadi letusan, pihaknya mengindikasi kemungkinan alat yang dipasang di lereng Gunung Agung bisa mengalami kerusakan. “Kita memang tidak bisa memastikan kapan akan terjadinya erupsi dan seberapa besar letusannya. Sehingga misalnya terjadi hal yang tidak diinginkan, kita masih tetap bisa memonitor aktivitas gunung agung,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya juga masih memiliki alat yang belum dipasang yakni Infrasonik. Kata dia alat itu baru akan digunakan ketika dalam keadaan darurat. Artinya alat yang dipasang semuanya rusak baru akan memakai alat ini. “Kalau alat semua rusak pas gunung meletus apa yang kita pakai untuk memantau itu. Makanya kita siapkan alat ini. Sehingga tetap kita bisa pantau Gunung Agung,” jelas Syahbana. (Eka Parananda/balipost)