DENPASAR, BALIPOST.com – Garuda Indonesia akan menerbangi rute Denpasar-Melbourne sebanyak 8 kali seminggu. Frekuensi ini merupakan penambahan dari sebelumnya sebanyak tujuh kali per minggu.
“Penambahan frekwensi ini mulai kami berlakukan 15 Desember 2017. Ini sebagai bentuk dukungan Garuda Indonesia terhadap pengembangan dan peningkatan industri pariwistaa Indonesia,” ujar Direktur Marketing dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia, Nina Sulistyowati, Jumat (13/10).
Lebih lanjut Nina mengatakan, penambahan frekuensi penerbangan ini juga untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat antara Australia dan Indonesia. Utamanya Melbourne-Denpasar.
“Penambahan frekuensi penerbangan tersebut tentunya akan mampu menampung peningkatan jumlah wisatawan Australia. Ini juga bagian dukungan dari Garuda Indonesia dalam mendukung target pemerintah mendatangkan 20 juta wisman di tahun 2019 mendatang,” ujar Nina.
Frekuensi penerbangan tambahan Jakarta – Melbourne pulang-pergi tersebut dioperasikan setiap hari Jumat. Keberangkatan dari Denpasar di set pada pukul 09.00 WITA, dan akan tiba di Melbourne pada pukul 16.35 LT. Kemudian akan berangkat kembali dari Melbourne pada pukul 18.00 LT, dan akan tiba di Jakarta pada pukul 22.10 WITA.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi langkah strategis yang dilakukan Garuda Indonesia dalam meningkatkan pasar di Australia. Menurutnya Australia adalah salah satu pasar utama bagi Indonesia. Dan Bali selalu menjadi favorit destinasi bagi warga Australia.
“Bali masih menjadi magnet terbesar bagi wisatawan Australia,” ujar Menpar Arief Yahya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, 60 persen wisman Australia adalah merupakan repeater. Itu berarti mereka sudah berwisata ke Indonesia lebih dari satu kali. Karena itu penting untuk bisa memperkenalkan daerah lain yang tak kalah indahnya.
“Dan Garuda Indonesia sudah membuka jalan itu dengan menambah frekuensi penerbangan,” kata Menpar Arief Yahya.
Menteri asal Banyuwangi ini sebelumnya mengatakan, salah satu kunci penting dalam meningkatkan tingkat kunjungan wisman adalah peningkatan air connectivity.
Karena itu, air connectivity menjadi tema Rakornas I tahun 2017 yang berlangsung pada bulan April silam. Air connectivity (konektivitas udara) menjadi satu dari tiga program utama Kemenpar di Rakornas itu selain digital tourism dan homestay desa wisata.
“Sekitar 80 persen kedatangan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara sehingga tersedianya seat pesawat (seat capacity) yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target wisman di 2017 hingga 2019 mendatang,” kata Menpar Arief Yahya.
Ia pun terus mendorong Garuda Indonesia untuk terus memperluas jaringan seiring kebijakan bebas visa terhadap berbagai negara dalam rangka meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia. (kmb/balipost)