WASHINGTON, BALIPOST.com – Sutradara film Livi Zheng, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menjadi spokes person mewakili Indonesia dalam 2017 Annual Meetings of the World Bank Group and the IMF Global Media Gathering. Kegiatan ini diadakan di World Bank Headquarter, Washington D.C. pada Kamis (12/10).
Acara tersebut dihadiri press dan media terkemuka dunia diantaranya Wall Street Journal dan Bloomberg. Sutradara Indonesia di Hollywood, Livi Zheng memperkenalkan Bhinneka Tunggal Ika, unity in diversity. Livi menjelaskan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan lebih dari 300 suku yang hidup berdampingan dengan keanekaragaman budaya dan kekayaan alam yang melimpah.
Dalam kesempatan ini Livi menceritakan latar belakang Bali sebagai tempat penyelenggaraan yang tepat untuk acara 2018 Annual Meetings of the World Bank Group and the IMF. Warga Bali sangat ramah dan cepat beradaptasi terhadap para turis yang datang berkunjung ke Bali.
Livi bercerita bahwa ketika ia berkunjung ke Bali waktu kecil, banyak turis Australia di Bali dan orang Bali belajar dan bisa berbahasa Inggris. Beberapa tahun kemudian, banyak sekali turis dari Jepang datang ke Bali, sejak itu orang Balipun belajar dan akhirnya bisa berbahasa Jepang.
Baru-baru ini Livi ke Bali untuk shooting filmnya, dan banyak turis dari China. Orang Bali belajar dan bisa berbahasa Mandarin. Setiap tahunnya ada jutaan orang dari seluruh penjuru dunia yang berkunjung ke Bali. Maka dari itu menurut Livi, Bali adalah pilihan tepat untuk menjadi host 2018 Annual Meetings of the World Bank Group and the IMF.
Pada kesempatan ini Livi juga mempertunjukan teaser film Bali: Beats of Paradise, yang rencananya di rilis tahun 2018 di bioskop-bioskop Amerika Serikat, sebelum acara 2018 Annual Meetings of the World Bank Group and the IMF diadakan di Nusa Dua, Bali. Teaser ini dapat dilihat di https://youtu.be/iiHJjqhrAUA.
Livi bercerita walaupun ia lahir dan besar di Indonesia, ia tak pernah berhenti terpesona dengan Indonesia. Selalu ada hal baru yang ia pelajari dan selalu ada daerah baru yang belum ia kunjungi.
Livi menceritakan pengalamannya syuting di Bali. Ia merasa beruntung bisa tinggal di daerah dimana orang lokal tinggal. Pemandangan Bali sangat indah tapi yang paling ia cintai dari negara tempat kelahirannya adalah kebudayaan dan tradisi yang masih kental di kehidupan sehari-hari.
Menurut Livi, seni adalah jiwa orang Bali. Bagi orang Bali hidup adalah sebuah perayaan. Setiap pagi kita bisa melihat orang Bali memberikan sesajen, ini adalah salah satu cara mereka merayakan kehidupan dan menjalankan ibadah.
Sebagai orang Bali, musik dan seni adalah bagian dari hidup. Di dalam kehidupan orang Bali ada beberapa perayaan yang pasti harus dilakukan, otonan, potong gigi, pernikahan dan ngaben. Ngaben adalah upacara kematian, tapi buat orang Bali ini adalah sebuah perayaan yang meriah. Dalam setiap upacara Bali selalu ada gamelan.
Di Bali ada banyak tempat yang menarik. Desa Penglipuran salah satunya. Ini adalah desa tradisional yang tetap mempertahankan budaya tradisional Bali. Desa ini tetap mempertahankan cara kehidupan dan budaya yang sama yang telah dijalani nenek moyangnya ratusan tahun yang lalu dalam kehidupan sehari-harinya.
Destinasi ini sangat terkenal keunikannya bagi turis karena melarang kendaraan bermotor di dalam lingkungan desa mereka. Desa Penglipuran dikenal sebagai desa ketiga terbersih di dunia. Desa ini telah mendapatkan penghargaan Kalpataru di tahun 1995.
Di Bali ada satu destinasi yang harus dikunjungi yaitu Pura Tanah Lot, yang dikenal sebagai ikon dari pulau Bali, sehingga siapapun yang berkunjung ke Bali untuk pertama kalinya akan selalu menyempatkan untuk melihat Pura ini. Siapapun yang telah berkunjung kesana akan terpesona dengan pemandangannya yang indah terutama di saat matahari terbenam.
Livi dengan para crew filmnya juga merasakan hal yang sama saat syuting di Bali beberapa bulan lalu. Mereka mengabadikan momen indah saat matahari terbenam dan terpesona oleh pemandangan di Tanah Lot saat itu.
Tanah lot juga suatu tempat yang spesial bagi masyarakat setempat. Bagi masyarakat setempat Pura Tanah Lot ini merupakan tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Pura Tanah Lot sangat unik karena pura ini terletak di atas bongkahan batu karang dan tebing yang menjorok ke laut.
Dalam kesempatan ini Livi juga tidak lupa menceritakan tentang Blitar, kampung halamannya. Setelah selesai syuting di Bali, Livi meneruskan syutingnya ke Blitar, Jawa Timur. Blitar adalah sebuah kota kecil, kota ini bukan hanya spesial bagi Livi, tapi juga bagi Indonesia.
Presiden pertama Indonesia, Sukarno menghabiskan masa kecilnya di Blitar, beliau juga dimakamkan di sana. Wapres Boediono lahir dan besar di Blitar. Berabad-abad sebelumnya banyak raja yang singgah dan bersemedi di Blitar. Banyak pula raja terkenal yang perabuannya di Blitar
Sangat banyak tempat yang indah di Blitar tetapi sayangnya dulu tidaklah mudah dikunjungi. Tapi sekarang ini infrastruktur telah mulai dibangun di sana, ada banyak mutiara tersembunyi disana untuk dijelajahi.
Livi mengajak semua peserta 2018 Annual Meetings of the World Bank Group and the IMF untuk berkunjung ke berbagai tempat yang indah di Indonesia, bersama dengan teman dan keluarga. Livi mengajak semua peserta untuk berkunjung ke Indonesia lebih lama untuk menjelajahi dan berpetualang di negara yang menakjubkan ini. (r/balipost)