SEMARANG, BALIPOST.com – Jika GenPI Aceh membuat event offline Sanger Day Festival 2017, kini giliran GenPI Jateng merancang “Pasar Karetan.” Sebuah aktivitas offline, yang menggunakan kekuatan media sosial untuk men-drive audience dan membuat pasar baru.

Persisnya di sekitar Radja Pendapa Camp, desa Segrumung, Meteseh, Kec Boja, Kendal. Tetapi lokasinya lebih mudah dan cepat diakses dari Kota Semarang, dekat Kec Mije. “Acara Pasar Karetan diadakan 5 November 2017, pukul 06.00 sampai 11.00 WIB,” jelas Mei Kristiani, Ketua Panpel Pasar Karetan itu.

Mengapa dinamakan “Pasar Karetan”? Karena lokasinya berada di tepi hutan karet milik PTP. Lokasi yang bisa dipakai untuk trekking keluarga dulu, yang bisa dibuat dengan jarak 3 km, 5 km dan 10 km. “Pasar ini konsepnya lebih ke tradisional, tempo doeloe, lengkap dengan atraksi dan permainan anak-anak jadoel,” kata Mei.

Baca juga:  Badan POM Kawal Uji Klinik Vaksin Covid-19

Konsepnya, mengajak masyarakat di desa itu untuk memasak panganan tradisional, untuk dijajakan di pasar yang akan dijalankan setiap Minggu. GenPI Jateng dengan seluruh network di media sosial melakukan sosialisasi dan promosi di media sosial.

“Kami ingin menciptakan atraksi baru! Membuat destinasi baru, nuansa tempo doeloe dalam sebuah pasar. Ini akan kami lakukan setiap Minggu pagi, dan selalu diposting via medsos,” ungkap Shafigh Pahlevi  Lontoh, Ketua Genpi Jateng.

Permainan anak-anak yang akan dibuat di arena pasar itu juga unik dan sudah susah ditemukan. Seperti main egrang, dakon, main mercon bumbung (dengan bambu petung, red), sunda manda, lompat tali, main kelereng, gobaksodor, sampai olahraga crosscountry. “Aneh-aneh kan? Datang ya? 3 Minggu lagi,” kata Shafigh.

Baca juga:  Menari di Atas Awan, Kelender Tahunan Bromo Tengger Semeru

“Tempatnya oke, nyaman, banyak spot untuk selfie, dari nuansa hutan, ladang, padi menghijau, akar jati, sapi, kolam ikan, dan banyak story lagi,” ucap Hyudee, salah seorang koordinator GenPI Jateng.

Pasar Karetan, 5 November itu juga akan diawali dengan hunting foto bersama, Minggu 15 Oktober besok. Genpi menggelar lomba foto-foto di lokasi itu, dan diikuti oleh fotografer profesional. “Hasilnya diunggah ke media sosial oleh sang fotografer,” kata Hyudee.

Minggu berikutnya akan dilanjutkan dengan GenPI Camping di @RadjaPendapaCamp. Mereka ingin merasakan sensasi outbound di tepi hutan karet yang rapi. “Kita undang para blogger, vlogger, instagrammer, facebookers untuk melihat suasana malam,” ujarnya.

Baca juga:  Konektivitas Udara Jadi Kendala, KBRI Hanoi dan Kemenpar Siap Dorong Maskapai Vietnam

Menpar Arief Yahya mengambut positif atas semua inisiatif GenPI itu. Acara itu penting, untuk mengetes engagement di followers medsos anggita Genpi. “Juga melibatkan desa atau kampung untuk buat atraksi pariwisata, bahkan kelak bisa memberdayakan masyarakat untuk membuat homestay desa wisata!” ucap Menpar Arief.

Menpar Arief selalu berpikir, bahwa GenPI sebagai komunitas netizen yang independen, harus punya dua sisi. Seperti keping mata uang, harus punya cultural value atau creative value. Digital Sociopreneurship menjadi jawaban cerdas GenPI.

“Setiap daerah punya karakteristik yang khas, berbeda dengan daerah lain. Justru kebhinnekaan itulah yang membuat GenPI semakin kreatif di semua daerah. Kita ikuti saja, Pasar Karetan, 5 November 2017,” tambah Don Kardono, setelah melihat persiapan di lokasi. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *