AMLAPURA, BALIPOST.com – Pengungsi di Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, masih kekurangan sejumlah sarana. Kekurangan sarana tersebut, menjadi perhatian Kementrian Koperasi dan UKM RI. Untuk meringankan beban para pengungsi, Kementrian Koperasi dan UKM, Minggu (15/10), menyerahkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, seperti kasur, terpal tabung gas hingga ratusan paket buku untuk anak-anak.
Bantuan ini diserahkan langsung istri Menteri Koperasi dan UKM RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau akrab disapa Bintang Puspayoga.
Bantuan ini diserahkan di salah satu pusat pengungsian di Gedung Pasar Sinduwati. Total diserahkan bantuan 25 kasur, 10 terpal, 10 tabung gas 3 kilogram dan 200 buku tulis sekaligus alat tulis dan kotak pensil. Bintang Puspayoga, mengatakan para pengungsi harus tetap hidup layak. Beban hidup mereka harus diringankan. Dia berharap kasur dan tabung gas, ini bisa membantu meringankan beban pengungsi. Terlebih kebutuhan tabung gas, selalu kurang di tempat pengungsian ini.
Demikian juga bantuan buku dan alat tulis tersebut, untuk terus memotivasi anak-anak di pengungsian, agar sama-sama terus memiliki semangat belajar. “Anak-anak kita harus tetap rajin belajar, mereka adalah generasi penerus kita yang harus diselamatkan,” kata Bintang Puspayoga.
Dia juga mengapresiasi semangat para pengungsi, khususnya ibu-ibu bertahan di pengungsian dengan membuat berbagai kerajinan. Meski berada di tempat pengungsian, mereka tetap kreatif, untuk menghilangkan rasa jenuh di pengungsian. Hasil pemberdayaan masyarakat seperti ini, setidaknya bisa memenuhi kebutuhan lauk selama berada di pengungsian. “Meski dalam situasi sulit, warga kita tidak menyerah. Warga kita tak mau hanya menganggur. Inilah karakter masyarakat kita di Bali,” tegasnya.
Dia mengaku salut melihat sikap kegotongroyongan masyarakat di pengungsian. Dengan demikian, ini sangat meringankan beban bersama para pengungsi. Ini dapat dilihat dari kerajinan yang terkumpul langsung dicarikan pengepul agar cepat terjual. Sekarang, para pengepul itu justru datang sendiri untuk membeli hasil kerajinan para pengungsi, berupa sok, besek dan lainnya. Hasil kerajinan para pengungsi ini dijual ke pasar-pasar di Klungkung, Gianyar dan Bangli.
Lokasi pengungsian di Desa Sinduwati ada enam titik. Selain di Pasar Sinduwati, juga ada di Banjar Kikian, Banjar Punia, Banjar Sindu Bali dan Lapangan Umum Mamed. Ada pula tersebar di perumahan warga. Total, semua pengungsi di Desa Sinduwati mencapai 1.608 orang. Sementara di Pasar Desa Sinduwati saja jumlahnya 437 orang, seluruhnya berasal dari Desa Peringsari, Kecamatan Selat. Perbekel Peringsari, Wayan Bawa, menyampaikan terima kasih kepada Kementrian Koperasi dan UKM. Bantuan ini sangat bermanfaat bagi pengungsi, khususnya tabung gas yang konsumsinya cukup tinggi. Satu pos pengungsian bisa menghabiskan 9 kg gas per hari.
Sementara, salah satu siswa pengungsi Ni Kadek Apriani, mengaku sangat terbantu dengan bantuan buku-buku ini. Sebab, selama ini belum ada yang membawakan buku. Bantuan didominasi beras dan mie instan. Siswa pengungsi dari Peringsari saat ini masih melanjutkan pendidikannya di SDN 1 Sinduwati. “Kebetulan saya belum punya buku,” celoteh siswa kelas III dari SDN 4 Peringsari yang kini sekolah di SD 1 Sinduwati ini.
Selain menyerahkan bantuan, anak-anak juga dihibur dengan bernyanyi bersama, sambil mengenalkan empat pilar bangsa Indonesia. Sebelum meninggalkan pos pengungsian, Bintang Puspayoga memborong kerajinan warga di pengungsian, untuk memotivasi mereka terus semangat berkarya. Setelah penyerahan bantuan di pos pengungsian Pasar Sinduwati, rombongan Kementrian Koperasi dan UKM menuju sejumlah tempat pengungsian lainnya di Kabupaten Bangli. Sebelumnya, penyerahan bantuan juga dilakukan kepada para pemangku yang dipusatkan di Desa Tegak, Kabupaten Klungkung. (bagiarta/balipost)