DENPASAR, BALIPOST.com – PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menunjukkan komitmennya untuk mendukung berbagai program pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan nasional yang juga merupakan salah satu fokus pemerintah dalam Program Nawacita. Bertempat di Kantor Dinas Tanaman Pangan Hortikultura & Perkebunan Provinsi Bali, Jumat (13/10), BNI memaparkan berbagai programnya di sektor pertanian seperti Kartu Tani, KUR Tani (Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian), Agen46 serta BUMDes dihadapan ratusan peserta yang berasal dari instansi pemerintah terkait, BUMN terkait serta kelompok/asosiasi pertanian lainnya.
Pemimpin BNI Kantor Wilayah Bali NTB & NTT Putu Bagus Kresna menjelaskan, BNI telah memberikan perhatian khusus kepada pelaku usaha mikro dan kecil yang bergerak di bidang pangan yang termasuk dalam sektor pertanian, perkebunan maupun peternakan. Setelah sebelumnya sukses dalam mendistribusikan lebih dari 1 juta Kartu Tani di Jawa Timur, saat ini BNI telah mempersiapkan infrastruktur untuk pendistribusian Kartu Tani di beberapa daerah lainnya termasuk Bali & Nusra.
BNI menjadikan Kartu Tani sebagai sarana pemberian layanan perbankan yang lebih lengkap bagi para petani, termasuk salah satunya untuk mendapatkan pembiayaan KUR Tani. BNI Kartu Tani merupakan kartu debit yang juga digunakan untuk penyaluran bansos da subsidi serta berfungsi sebagai kartu tabungan dan dompet/e-wallet (Combo) untuk belanja.
Manfaat Kartu Tani lainnya lainnya adalah sebagai database petani yang akurat, dimana digunakan sebagai alat penebusan pupuk bersubsidi pada agen pupuk. Dengan Kartu Tani maka distribusi pupuk bersubsidi dapat lebih terkontrol karena akan tercatat secara real time-on line dan dapat dipantau melalui sarana Dashboard yang telah disediakan.
Saat ditemui awak media, Kresna mengungkapkan bahwa potensi pembiayaan di sektor pangan masih sangatlah besar karena merupakan sektor riil yang langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Penyaluran pembiayaan BNI secara nasional khususnya di sektor pertanian dan perkebunan hingga akhir September 2017 telah mencapai lebih dari Rp 37,2 Triliun, termasuk diantaranya kredit kecil sebesar Rp 2,1 Triliun dimana salah satunya disalurkan dalam bentuk KUR.
BNI dengan pertumbuhan yang agresif akan secara aktif menyalurkan kredit ke sektor pertanian baik secara perorangan maupun melalui pola cluster, baik itu cluster petani yang berada dalam satu kawasan maupun cluster karena kesamaan jenis komoditinya. “KUR Tani akan sangat membantu para petani diantaranya untuk menutupi biaya pengolahan lahan, pembelian pupuk ataupun obat-obatan untuk meningkatkan produktivitas hasil tanam mereka,” ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa BNI juga mensinergikan Program Kartu Tani dan KUR Tani dengan Program Laku Pandai melalui keberadaan Agent46, sehingga masyarakat di pedesaan dapat lebih mudah dalam mengakses kebutuhan transaksi perbankan dan kebutuhan lainnya seperti setor tunai, transfer, pembayaran listrik/token PLN, pulsa, dll. BNI akan bekerjasama dengan Rumah Pangan Kita (Bulog) serta Agen Penyalur Pupuk (PT Pupuk Indonesia/Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, dll) untuk melengkapi layannnya sebagai Agen46 BNI.
Berbagai program dan dukungan yang diberikan oleh BNI tersebut diharapkan dapat mewujudkan terbentuknya sentra-sentra pangan baru sehingga dapat menciptakan kestabilan harga pangan. “Jika ketahanan pangan tercapai maka harga akan menjadi stabil dan secara otomatis akan menurunkan inflasi,” lanjutnya. Secara khusus BNI sebagai agent of development mendukung penuh program-program Pemerintah yang memberikan perhatian sangat besar kepada sektor pertanian. “Apabila Kartu tani dapat tersalurkan, maka dengan sendirinya subsidi pupuk akan terdistribusi secara tepat jumlah, tepat jenis, tepat waktu, tepat tempat, tepat mutu dan tepat harga,” tutupnya. (Citta Maya/balipost)