NEGARA, BALIPOST.com – Hujan lebat yang terjadi di Jembrana Senin malam (16/10) hingga Selasa dini hari (17/10) mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Jembrana. Wilayah yang paling parah terjadi banjir di Dusun Samblong, Desa Sangkaragung, Jembrana.
Banjir di Samblong merendam puluhan rumah warga dan juga puluhan hektar lahan pertanian. Sekitar 82 jiwa dari 26 KK diungsikan petugas ke balai subak dengan menggunakan perahu karet.
Sedangkan untuk lahan pertanian, sekitar 50 hektar tergenang air setinggi 1 sampai 2 meter. Dari 50 hektar, 10 hektar diantaranya berisikan tanaman palawija seperti jagung, kacang tanah, kedelai, kacang hijau dan kacang panjang yang siap panen. Semua tergenang sehingga membuat para petani mengalami kerugian.
Ketut Sujana salah seorang warga Selasa (17/10) mengatakan, ketinggian air di rumah warga mencapai 500 meter hingga 2 meter dan membuat aktifitas warga terganggu.
Made Dharma Santika salah seorang warga yang rumahnya tergenang banjir berharap pemerintah bisa membantu warga memperbaiki tanggul sungai Air Kuning yang jebol dan diduga sebagai penyebab banjir di tempat itu.
Dari 20 rumah warga yang tergenang banjir di tempat ini yang terparah dialami oleh 8 rumah warga dengan ketinggian air mencapai 2 meter masuk ke dalam rumah.
Guna menghindari terjadinya korban jiwa, pihak keluarahan mengungsikan warga tersebut.
Lurah Sangkaragung, Nyoman Gede Suardana mengatakan, sementara warganya diungsikan dulu. “Disini warga tidak mengira akan terjadi banjir karena tidak ada hujan di wilayahnya. Mungkin hujan di hutan. Sehingga warga jadi panik dan pihaknya ungsikan. Nanti kita lihat kondisi di lapangan, jika sudah aman dan surut kita akan instruksikan kembali ke rumah masing-masing,” jelasnya.
Hingga Selasa siang banjir di Samblong mulai surut. Meski demikian warga masih terus waspada mengantisipasi jika hujan kembali turun dan dikhawatirkan banjir kembali terjadi. Sementara banjir juga menggenangi puluhan rumah warga di dua banjar di Air Kuning, Jembrana akibat tanggul sungai yang jebol. Namun warga tetap bertahan di rumahnya masing-masing. (kmb/balipost)