TUBAN, BALIPOST.com – Cacing yang terlihat menjijikan ternyata dapat mendatangkan keuntungan hingga jutaan rupiah. Hewan melata itu kini diburu untuk kebutuhan pakan ternak, bahan baku industri kosmetik, serta obat-obatan. Peluang tersebut dimanfaatkan pria asal Kabupaten Tuban untuk membuka usaha budidaya cacing tanah secara sederhana di pekarangan rumah.
Warsidi, warga Desa Sambongrejo itu membudidayakan cacing tanah lumbricus rubellus di pekarangan samping rumahnya. Ia memanfaatkan bekas kolam lele yang sudah tak terpakai.
Warsidi memulai usahnya dengan bibit cacing tanah sebanyak 35 kilogram. Sementara itu untuk media hidup cacing, Warsidi menggunakan serbuk jamur bekas sebagai pengganti tanah.
Cara membudidayakan cacing ini cukup mudah. Cacing kecil dipelihara menggunakan media papan. Namun setelah tumbuh dewasa, cacing akan dipindahkan ke tempat lebih luas yaitu kolam lele yang telah diisi serbuk jamur.
Selanjutnya cacing dewasa akan bertelur dan menghasilkan anakan sehingga tidak perlu membeli bibit cacing lagi. Sementara untuk perawatannya, cacing tanah cukup disemprot air setiap pagi dan diberi makan ampas tahu.
Sampai panen, cacing tanah membutuhan waktu dua bulan. Hasil panen mencapai tiga kali lipat jumlah bibit yang ditebar. Jadi jika menggunakan 35 kilogram bibit, maka hasil panen mencapai kisaran 105 kilogram//
Ia mengatakan pemasaran cacing tanah jenis lumbricus tidak terlalu sulit. Tingginya permintaan cacing untuk pakan ternak dan bahan baku industri kosmetik serta obat farmasi, membuat para tengkulak jemput bola. Harga yang diberikan Rp 50.000 per kilogram.
Usaha budidaya cacing tanah ini cukup menggiurkan. Selain pembelian bibit hanya dilakukan sekali, operasional perawatan selama dua bulan hanya berkisar Rp 100.000 untuk beli ampas tahu dan serbuk jamur bekas.
Kini Warsidi mulai berpikir mengembangkan usahanya dengan menambah bibit cacing tanah. Namun Warsidi masih terkendala modal. (kmb/surabayatv)