Siswa di pengungsian dihibur para donatur yang berkunjung untuk menghilangkan kejenuhan. (BP/gik)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Ancaman erupsi Gunung Agung cukup menganggu pelaksanaan pendidikan. Tercatat sebanyak 20.881 siswa Karangasem masih melaksanakan kegiatan belajar di pengungsian, tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali. Sesuai data Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, per 16 Oktober, pengungsi terbanyak ada di Kabupaten Karangasem sebanyak 7.323 siswa, menyusul di Kabupaten Buleleng sebanyak 3.962 siswa dan Klungkung sebanyak 3.709 siswa.

Selain itu, juga ada di Kota Denpasar sebanyak 1.651 siswa, di Gianyar 1.399 ada sebanyak 1.153 siswa, di Badung 984 siswa, di Tabanan 583 siswa dan Jembrana 117 orang siswa. “Data ini hasil rekap kami dari seluruh Bali. Datanya terus berkembang. Masih ada selisih 49 siswa dari siswa yang keluar mengungsi dengan data total pengungsi saat ini,” kata Kepala Disdikpora Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika, Selasa (17/10).

Baca juga:  Cuti Bersama Lebaran Habis, Arus Balik ke Bali Padati Pelabuhan Ketapang

Dari jumlah siswa pengungsi sebanyak 20.881 ini, jenjang SD diketahui sebanyak 9.703 siswa, SMP 4.958 siswa, SMA 2.359 siswa dan SMK 939 siswa. Sisanya adalah SLB 1 siswa, Madrasah 6 siswa dan TK 2.915 orang.

Rinciannya, untuk SD di Kabupaten Karangasem sebanyak 2.512 siswa, di Klungkung 2.147 siswa, di Buleleng 1.956 siswa, di Kota Denpasar 756 siswa, di Bangli 679 siswa, di Gianyar 645 siswa, di Badung 556 siswa, Tabanan 379 siswa dan Jembrana 37 siswa. Sedangkan, untuk jenjang SMP, rinciannya di Kabupaten Karangasem 1.138 siswa, di Klungkung 1.071 siswa, di Buleleng 952 siswa, di Gianyar 573 siswa, di Kota Denpasar 475 siswa, di Badung 315 siswa, di Bangli 272 siswa, Tabanan 141 siswa dan Jembrana 21 siswa.

Baca juga:  Gowes Bareng Polres Badung Tempuh 24 Kilometer

Selanjutnya, untuk jenjang SMA, rinciannya di Kabupaten Karangasem 918 siswa, di Buleleng 506 siswa, di Klungkung 378 siswa, di Kota Denpasar 315 siswa, di Gianyar 115 siswa, di Badung 43 siswa, di Tabanan 41 siswa, di Bangli 35 siswa dan di Jembrana 8 siswa. Untuk SMK, di Kabupaten Buleleng 482 siswa, di Klungkung 113 siswa, di Kota Denpasar 105 siswa, di Gianyar 65 siswa, di Badung 64 siswa, di Karangasem 60 siswa, di Bangli 29 siswa, di Tabanan 16 siswa dan Jembrana 5 siswa. “Ada juga SLB 1 orang mengungsi di Gianyar dan 6 siswa Madrasah di Badung,” kata Kartika.

Ada juga pengungsi TK, rinciannya di Kabupaten Karangasem 2.695 orang, di Bangli 138 orang, di Buleleng 66 orang dan di Jembrana 10 orang. Sebagaimana instruksi Disdikpora Provinsi Bali, seluruh siswa yang mengungsi diterima di sekolah baru tanpa syarat. Sehingga, mereka bisa belajar dengan tenang. Terkait persoalan tenaga pengajar, dijelaskan sudah dikoordinasikan Disdikpora Provinsi. Demikian juga terkait anggaran BOS (Bantuan Operasional Sekolah), bagi sekolah yang ditinggalkan siswa dengan sekolah baru tempat siswa mengungsi.

Baca juga:  Korban Jiwa Bertambah, Pasien COVID-19 Sembuh Lebih Banyak dari Kasus Baru

Disinggung soal, berapa sekolah yang masuk zona awas, sehingga aktivitas sekolah itu harus dihentikan, Gusti Ngurah Kartika, mengaku baru saja berkoordinasi dengan BNPB. Karena masih simpang siur penentuan sekolah di zona awas ini akan ditentukan dengan menggunakan sistem ordinat. Dengan demikian, gambaran terhadap zona awas akan terlihat lebih detail. “Hasilnya, besok (hari ini-red), sudah bisa turun. Ini penting untuk mengetahui jumlah sekolah yang harus non aktif sementara, dan langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya,” tegas Kartika. (gik)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *