SINGARAJA, BALIPOST.com – Kondisi pendidikan di pengungsian Buleleng kini memunculkan masalah baru. Banyaknya siswa pengungsi di SDN 3 dan 4 Sambirenteng membuat puluhan guru di sekolah setempat kewalahan. Para guru berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem ikut membantu meringankan beban di sekolah tersebut.
Guru-guru ini harus mengajar 394 siswa setiap harinya sedangkan jumlah guru yang ada di sekolah ini sangat terbatas. Dari jumlah siswa tersebut, 182 siswa merupakan siswa pengungsian yang berasal dari Desa Sukadana, Kubu, Baturinggit, Dukuh, dan Tulamben.
Kepala Sekolah SDN 3 Sambirenteng, Ketut Nirpa mengungkapkan saat ini murid yang ada kelasnya sudah bisa dikatakan overload. Para siswa sendiri saat ini ada duduk bertiga dengan temannya sehingga membuat pelajaran tidak berjalan secara efektif.
Hal tersebut sangat disayangkan, mengingat Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui dinas pendidikan setempat terkesan tidak memperhatikan siswanya sendiri. Bahkan, ia menginginkan agar nantinya ada guru dari Karangasem membantu proses pendidikan di sekolah ini/
Pemberitahuan lisan sudah dilakukan, namun tidak ada respons apapun dari pemerintah setempat. Tidak hanya kekurangan guru, sarana dan prasarana, seperti bangku belajar dan alat-alat belajar sangat minim.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh siswa pengungsi yang berada di Desa Sambirenteng. Komang Suastini, salah satu siswa pengungsi, mengaku tidak bisa berkonsentrasi karena kelas disesaki siswa. Para siswa sendiri akhirnya lebih memilih belajar di pinggir pantai dekat sekolah setempat.
Hal tersebut juga diperparah dengan ujian akhir semester yang tinggal sebulan lagi, yakni pada 27 November. Belum ada kepastian apakah siswa pengungsi ini nanti ikut ujian di Sambirenteng atau dikembalikan ke daerah asalnya karena hal ini menyangkut pemberian nilai pada rapor siswa tersebut. (kmb/balitv)