TABANAN, BALIPOST.com – Sampah kayu yang biasanya menjadi salah satu jenis sampah kiriman yang mengotori bibir pantai ternyata bisa diolah menjadi kerajinan bernilai seni. Salah satu perajin dari Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan Tabanan, Wayan Sumarta, sudah menekuninya.
Saat ditemui di festival HUT Kota Tabanan di Kecamatan Kerambitan, Jumat (20/10), Sumarta menuturkan awal ia mulai mengolah sampah kayu ini karena melihat banyaknya sampah kayu di sepanjang bibir pantai Yeh Gangga. “Awalnya dari prihatin karena banyak sekali sampah kayu di bibir Pantai Yeh Gangga. Setelahnya mulai coba-coba membuat karya seni dan kerajinan produk rumah tangga menggunakan sampah ini,” jelasnya.
Lewat tangan terampilnya, sampah kayu ini berhasil disulap menjadi karya seni maupun produk perlengkapan rumah tangga seperti mangkok nasi, asbak, pot bunga, nampan, tempat buah, hingga hiasan sudut ruangan. Sampah kayu atau biasa juga disebut kayu kampih dikatakan Sumarta tidak kalah kualitasnya dengan kayu lainnya.
Bahkan kayu jenis ini sudah melewati proses pengawetan alami karena terendam air laut. Proses ini diyakini yang menyebabkan kayu awet terjadap serangan rayap dan sejenisnya.
Meski sudah berhasil membuat karya seni maupun produk kerajinan rumah tangga diakui Sumarta, dirinya belum menjual ke pasaran. Sebagai langkah awal, ia mejadikan hasil karyanya tersebut sebagai koleksi pribadi. “Saya ingin menunjukan pada orang lain kalau ada banyak manfaat yang bisa dikemas dari sampah ini, sehingga diharapkan mendorong masyarakat untuk ikut juga memanfaatkan dan mengelola sampah,” ujarnya.
Ia juga berencana untuk melempar produk buah tangannya ini ke pasaran karena sudah ada yang tertarik untuk membeli. (Wira Sanjiwani/balipost)